Dzikir dan Yasinan Kraton Surakarta

 Dzikir dan Yasinan Kraton Surakarta




Pengageng Sasana Wilapa punya tradisi yang wajib dilakukan. Lembaga Dewan Adat ini dipimpin GKR Wandannsari atau Gusti Mung. Berlangsung terus menerus. Gusti Mung ngadani dzikir lan Yasinan rutin tiap malem Jumat di Kraton Surakarta. 


Bertempat di Bangsal Smarakata, kegiatan religius  dilakukan pada tanggal 11 Desember 2025. Pengageng sentana dan abdi dalem lenggah saluku tunggal. Kegiatan dzikir tahlil di Kraton Surakarta bini merupakan bentuk konvergensi antara kelompok dan aliran. 


1. Priyayi dan santri. 

Kalangan istana Jawa berusaha untuk melakukan aktivitas syariat. Kraton Surakarta tidak mengenal paham sekuler. Arab digarap, Jawa digawa. Syariat yang dekat dengan santri tumbuh subur bagi ritual para bangsawan. Dikotomi priyayi dan santri lantas menjadi harmonis. Kraton Surakarta mendukung proses sambang sambung sawang srawung. 


2. Abangan dan religi. 

Para pengikut kejawen kerap kali dikatakan kurang peduli dengan aktivitas religius. Ternyata Kraton Surakarta menjadi media yang ampuh buat keselarasan sosial. Kraton Surakarta mewujudkan tatanan yang selaras serasi seimbang. 


3. Toleransi dan Pluralisme. 

Peserta tahlil dzikir berasal dari beragam kalangan. Keyakinan yang berlainan dapat duduk berdampingan. Doa bersama tanpa harus satu keyakinan. Kraton Surakarta menjunjung tinggi pluralisme yang memuat prinsip Bhinneka Tunggal Ika. 


4. Kawula dan Gusti. 

Manunggaling kawula gusti tercipta kesetaraan yang tepat bermanfaat. Kawula punya hak dan kewajiban. Demikian pula Gusti sebagai akronim baguse ati. Punya hak kewajiban yang   penting. Kraton Surakarta mendukung prinsip kebersamaan keterbukaan dan kemitraan. 


5. Kebangsaan dan tradisi.

Pembinaan kebangsaan demi merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia. Identitas lokal demi memperkokoh kepribadian nasional. Surakarta memberi kontribusi buat pembinaan nilai kebangsaan dan nasionalisme. Dari Surakarta untuk Indonesia dan dunia. Memayu hayuning bawana. 



Kemis Paing, 11 Desember 2025.

Purwadi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Babad GKR WANDANSARI

Adipati Dayaningrat Pengging Sepuh

Kidung Idul Fitri