UGM MEWARISI JIWA KEBANGSAAN GADJAH MADA
UGM MEWARISI JIWA KEBANGSAAN GADJAH MADA
B. Kejayaan Negara Majapahit
Keemasan masa silam diwariskan oleh Kerajaan Majapahit. Nilai kebangsaan dihayati oleh Universitas Gadjah Mada. Oleh karena itu asal usul Patih Gadjah Mada berhubungan dengan leluhur masyarakat Indonesia. Sebagai sarana untuk membina persatuan dan kesatuan bangsa.
Suri teladan kebajikan dari para leluhur yang diwariskan oleh Kerajaan Majapahit dapat digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan tindakan masa kini. Segala kebijakan sosial yang berlandaskan keutamaan tentu memperkokoh kepribadian. Jatidiri nasional dibangun atas dasar kesadaran historis. Literatur Jawa kuna yang terpantul dalam Kakawin Negarakertagama karya Empu Prapanca berisi tentang contoh contoh kemuliaan. Slamet Muljana (1978) memberi informasi yang sistematis integral komprehensif mengenai tata kelola Kerajaan Majapahit. Kejayaan Majapahit saat Prabu Hayamwuruk memerintah dilukiskan sebagai negeri yang panjang punjung pasir wukir, gemah ripah loh jinawi, tata tentrem karta raharja.
Kerajaan Majapahit menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Kawasan nusantara makin makmur gemilang. Prestasi cemerlang Kerajaan Majapahit merupakan modal utama untuk membuat kebijakan masa depan.
Negeri Bojonegoro pernah diperintah oleh Prabu Anglingdarma. Seorang raja bijak bstari, murah hati dan ber budi luhur. Pemerintahan berjalan lancar berkat kehadiran Patih Bathik Madrim. Negeri Bojonegoro yang beribukota di Malawapati ini mengalami puncak kebesaran. Leluhur Patih Gadjah Mada boleh dikata sebagai narendra gung binathara, mbahu dhendha nyakrawati, ambeg adil paramarta, ber budi bawa laksana, memayu hayuning bawana.
Dalam lintasan peradaban Koentjaraningrat (1984) membahas tentang keagungan budaya Jawa. Bojonegoro memberi kontribusi besar kepada kejayaan Majapahit. Sumber minyak bumi berlimpah ruah mendatangkan devisa. Kayu jati membawa kemakmuran. Bahan dasar semen mendorong tumbuhnya industri. Padi gaga berkualitas ekspor. Burung perkutut termasuk komoditas penting. Sumber daya alam menyumbangkan kekayaan bagi Kerajaan Majapahit.
Patih Gadjah Mada berasal dari negeri Bojonegoro yang berhubungan dengan trah Pengging, Jenggala, Kediri dan Kahuripan. Hubungan genetika itu sesuai dengan prinsip trahing kusuma rembesing madu, wijining atapa tedhaking andana warih. Keturunan bangsawan seyogyanya memberi suri teladan. Kewajiban untuk masyarakat umum diutamakan, agar kebudayaan Jawa tampak agung dan anggun.
Raja Kediri yang tersohor karena ramalan bernama Sri Aji Jayabaya. Narendra gung Kediri ini boleh dikata waskitha ngerti sakdurunge winarah. Jangka jangkaning jaman terbagi menjadi jaman kertayuga, jaman duparayuga, jaman kaliyuga dan jaman kalisengara. Untuk membaca owah gingsiring jaman seseorang dianjurkan, agar mau eling lan waspada.
Karya kapujanggan tampil sebagai kaca benggala. Sastra untuk memandu jalannya peradaban. Maka muncul kakawin Baratayuda yang ditulis oleh Empu Kanwa dan Empu Panuluh. Sedangkan Empu Darmaja menulis kakawin Smaradahana. Oleh karenanya Zoetmulder (1985) mengulas tentang seluk belum konsep logika etika estetika Jawa kuna. Dalam era kekinian populer disebut dengan cipta rasa karsa, yang selaras dengan unsur kebenaran kebaikan keindahan.
Kerajaan Kediri tegak kokoh dengan menyertakan karya pujangga. Pemikiran berkembang bersama dengan lajunya birokrasi pemerintahan. Masyarakat tut wuri handayani. Bersatu padu, guyub rukun kompak untuk kemajuan negeri.
Pertanian sarana untuk tercukupi pangan. Loh subur kang sarwa tinandur, jinawi murah kang sarwa tinuku. Gadjah Mada selaku aparat Kerajaan Majapahit menyadari arti penting ketahanan pangan. Dengan demikian Patih Gadjah Mada among tani yang serba mumpuni.
Kehidupan agraris memerlukan faktor estetis simbolis. Abdullah Ciptorawiro (1986) mengulas gagasan kefilsafatan Jawa. Empu Kanwa mencontohkan laku keheningan. Maka muncul Begawan Ciptoning yang mengajarkan seluk beluk ngelmu kasampurnan.
Ajaran mesu budi terus menerus bersemi di segenap penghayat kejawen. Tata cara olah rasa cocok dengan tradisi agraris yang menghendaki keselarasan. Njajah desa milangkori ungkapan untuk memahami pola pikir petani di karang padesan.
Gambaran untuk menerangkan kemuliaan dilakukan oleh para guru. Lamun sira anggeguru kaki amiliha manungsa kang nyata. Ini berarti kewajiban seseorang untuk mencari ilmu pada sosok yang ideal. Serat Wulang Reh menerangkan konsep berguru. Yakni dengan ilmu dan laku.
Dengan terang benderang Andi Harsono ( 2005) mengulas ajaran Serat Wulang Reh. Sastra piwulang jalan menuju kebenaran. Dari sinilah pantas meniru tokoh yang berjuang sepenuh keyakinan. Meditasi guna memupuk kejernihan hati.
Sruning brata ketaman wahyu jatmika, cita cita luhur beserta dengan mesu budi.
Tokoh berikut melakukan tapa brata. Meditasi dengan totalitas keheningan hati. Lelaku menyertai segala lelakon.
Pelayaran berkembang di Kerajaan Jenggala. Gadjah Mada berdarma bakti. Maritim maju pesat di kota Surabaya. Pengetahuan dan pengalaman Jenggala dilanjutkan oleh Kerajaan Majapahit. Tri Bhuana Tungga Dewi menyadari kemajuan bahari. Prabu Hayamwuruk mengelola dengan sepenuh tenaga.
Panji panji maritim Majapahit dijalankan oleh Laksamana Nala. Cerita Panji disusun oleh Poerbatjaraka (1962) guna mendapatkan teladan bijaksana. Panji Asmarabangun dipercaya sebagai titisan Wisnu yang menjaga kelestarian alam. Sekartaji Galuh Candrakirana lambang kesuburan. Kerajaan Jenggala terkenal dengan inspirasi romantika yang berprinsip becik ketitik ala ketara.
B. Darma Bakti untuk Negeri
Pedoman yang berisi pitutur luhur dihayati rakyat dan aparat. Unggah ungguhing basa, jugar genturing tapa, kasar alusing rasa terpatri dalam lubuk sanubari. Dari Kerajaan Jenggala Patih Gadjah memantabkan pengabdian lahir batin. Majapahit pun tampil sebagai kerajaan nasional yang handal dan profesional di kawasan nusantara.
Tri laksita disebut dengan tiga lelaku. Yakni guna kaya purun, wirya arta winasis, drajat pangkat semat. Perjuangan dengan berlandaskan pada pengetahuan sangat diutamakan. Ilmu iku kelakone kanthi laku.
Keterangan Imam Supardi (1931) berdasarkan renungan Sri Mangkunegara IV. Wedhatama Jinarwa diulas dengan tuntas lugas jelas. Dalam konteks kebangsaan hadir tokoh tripama: Patih Suwanda, Raden Kumbakarna dan Adipati Karna. Yogyanira kang para prajurit, lamun bisa sira anulada.
Wejangan Serat Wedhatama dan Tripama selalu relevan sepanjang jaman. Bangsa Indonesia siap dengan wawasan global yang sesuai dengan kepentingan nasional dan berpijak pada kearifan lokal.
Kebangsaan Majapahit terwariskan secara turun temurun. Patih Gadjah Mada mengucapkan sumpah Palapa. Tekad kuat untuk kempal manunggal, bersatu padu, gotong royong. Setiap warga negara cancut taliwanda, berpartisipasi menurut bidang masing masing. Lila lan legawa kanggo mulyaning negara.
Empu Tantular mengajarkan toleransi atas keberagaman. Sujamto (1991) mengulas kitab kakawin Sutasoma. Dari karya Empu Tantular muncul semboyan kenegaraan: Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti berbeda beda tetapi tetap satu.
Segenap pimpinan Universitas Gadjah Mada berkenan menerapkan ajaran kebangsaan. Sungguh kebahagiaan tiada tara dengan keluhuran nilai kebangsaan Majapahit. Warisan Empu Tantular selalu bertebar jiwa harun kawentar. Rektor Gadjah Mada bijak bestari nan kesohor.
Perjuangan Gadjah Mada diteruskan oleh segenap pengelola fakultas. Universitas Gadjah Mada berkembang terus, sesuai dengan lanunnya jaman. Insan yang bermoral handal dan profesional didambakan oleh para leluhur. Dengan menoleh pada kepribadian bangsa yang menjujung tinggi dasar falsafah Pancasila.
Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dilakukan oleh para pimpinan UGM. Bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil makmur. Oleh karena ajaran masa silam terus digali guna membentuk pribadi paripurna. Tata laksana kehidupan berbangsa dan bernegara yang selaras serasi seimbang.
Alumni Universitas Gadjah Mada tersebar di segala penjuru. Berdarma bakti untuk kejayaan kita negeri. Bertaburan di muka bumi demi menaburkan pikiran sejahtera damai. Amemangun karyenak tyasing sesama.
Pengalaman adalah guru terbaik. Gadjah Mada menyadari wulangan wejangan wedharan. Kitab Jawa klasik dipelari. Butir butir kearifan lokal diresapi dalam kehidupan sehari- hari.
Dalam pewayangan tokoh Bima memiliki pusaka aji wungkal bener. Bahwa pengalaman hidup itu batu pengasah kebenaran. Gada lukitasari melambangkan kemampuan intelektual yang tinggi. Kreasi dan inovasi berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Tri Dharma Perguruan Tinggi meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian. Pendidikan berkenaan dengan proses belajar mengajar. Penelitian dalam rangka untuk menemukan inovasi baru. Pengabdi pada masyarakat bentuk dedikasi sosial dalam hidup berbangsa dan bernegara. Itulah bentuk manunggaling kawula gusti.
Kesadaran literasi sarat mutlak untuk menggapai prestasi. Gadjah Mada memiliki bakat kuat untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan. Kitab Jawa klasik dibaca dengan teliti. Meliputi Kakawin Ramayana, Mahabarata, Gathutkaca Sraya, Smaradahana, Arjuna Wiwaha, Harsa Wijaya. Karya pujangga mulia ini penuh dengan nasihat utama.
Patuh pada peraturan berujung ketentraman. Rakyat dan aparat bahu membahu. Kerajaan Majapahit bersih dan berwibawa. Kesejahteraan masyarakat terwujud dengan sendirinya. Diplomasi antar bangsa terselenggara penuh dengan nilai harkat dan martabat. Aparat Majapahit benar benar penuh kehormatan.
Pendidikan diutamakan buat sekalian generasi muda. Bacaan bermutu tersedia di perpustakaan. Tentu saja inspirasi ini berlanjut di perguruan tinggi. Yakni Universitas Gadjah Mada. Sumbangsih untuk kejayaan nusantara, dari Sabang sampai Merauke. Itulah wujud darma bakti untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Purwadi,
Alumni UGM
HP 087864404347
Komentar
Posting Komentar