PAGELARAN WAYANG LAKON RAMAYANA

 PAGELARAN WAYANG LAKON RAMAYANA





A. Pentas Seni


16 Agustus 2025 jam 20 sampai selesai. 


Balai RW 26 Plemburan

Gg Timor Timor Kentungan Yogyakarta. 


Narasumber:

Prof. Dr. Soeripto, 

Prof. Dr. Panut Mulyono, 

Prof. Dr. Hardiyanto. 


Dalang

Purwadi


Disiarkan langsung lewat livestreaming


B. Refleksi Bersama Prof. Dr. Soeripto


Filosofi Lakon Ramayana


Apa pelajaran dan relevansi dari kisah Ramayana bagi kita?


Ketika Sri Rama disemayamkan di dalam hati, segala sesuatu akan ditambahkan kepadamu seperti halnya : ketenaran, keberuntungan, kebebasan, kesempurnaan. 


Pada awalnya Hanuman hanyalah seekor pemimpin kera sebelum bertemu dengan Sri Rama; Hanuman adalah mentri dalam istana majikannya; namun, ketika Sri Rama memberikannya tugas dan mengirimkannya untuk mencari Sita, dengan kata lain, ketika Sri Rama disemayamkan di dalam hatinya sebagai penuntun dan pelindung, maka Hanuman menjadi abadi, sebagai bhakta ideal!

 

Ramayana memiliki makna mendalam yang sangat penting. Dasharatha memiliki makna dia yang menjalankan sepuluh kereta perang, dalam hal ini sepuluh bermakna indria yaitu Manusia. Dasaratha diikat dengan tiga sifat (_guna_), yang dilambangkan dengan tiga istri dalam kisah Ramayana. Selain itu, Dasartaha memiliki empat putra  yang melambangkan _Purushartha_ yaitu : _Dharma_ (Rama), _Artha_ (Lakshmana), _Kama_ (Bharata), dan _moksha_ (Shatrughna). 


Keempat tujuan hidup manusia ini harus dicapai secara sistematis, selalu dengan tujuan terakhir adalah _Moksha_, jelas di depan mata! Lakshmana melambangkan _Buddhi_ (intelek) dan Sita adalah kebenaran. Hanuman adalah pikiran dan jika dikendalikan serta dilatih, dia adalah gudang dari keberanian. Sedangkan Sugreeva yang merupakan majikan dari Hanuman adalah diskriminasi (kemampuan membedakan). 


Dengan bantuan ini, Rama mencari kebenaran dan berhasil. Itu adalah pelajaran dari kisah kepahlawanan bagi setiap manusia!

- Divine Discourse, 20 April 1975.

Carilah kebenaran, layani kebenaran, jadilah kebenaran. Kebenaran akan mengungkapkan dirinya ketika hati dipenuhi dengan kasih.

(Prof. Dr. Soeripto) 


Meditasi mendukung pengembangan ilmu patologi untuk kehidupan 

Suatu refleksi*


Oleh : Soeripto


Nama : Prof.Soeripto Dr.dr.Sp PA(K)

Tanggal lahir: 16 Maret 1940.

Anak ke-6 dari pasangan Singodidjoyo dan Tumini 


Alamat: Jalan Plemburan Gg Mulia III No. 13 

Sleman Yogyakarta


Tel : 08122747611

Email : drsoeripto@gmail.com


Latar belakang pendidikan

1970: lulus dokter FK UGM, 1974: Sp PA, 1971-1972 dan 1977-1978: Training di Kanker Institut Amsterdam, 1974: Training di IARC WHO Lyon Perancis, 1975: Studi registrasi kanker population base based di Singapore University, 1988: Doktor


Jabatan di bagian patologi dan Fakultas Kedokteran UGM

Pembantu Dekan (1976-1977), Lektor kepala madya (1984), Guru Besar (1989), Sekretaris Senat Fakultas   (1990-1998), GB Emeritus (2008-2013), GB pensiun di PA (2013-2024), Direktur Utama Laboratorium Waskitha Yogyakarta (2014 sampai saat ini)



Pendahuluan

Naskah ini menggambarkan perjalanan karier penulis sebagai seorang akademisi dan ahli di bidang Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, sejak masuk sebagai mahasiswa sampai menjabat sebagai guru besar dan pensiun. Banyak peran yang telah dilakukan oleh penulis, yang bisa menjadi masukan atau umpan balik bagi generasi kini dalam meniti karier profesinya. 

Disamping perjalanan di bidang profesi yang kaya sebagai seorang ahli di bidang Patologi Anatomi dan khususnya menyangkut kanker, penulis juga mendalami spiritualitas timur dan melaksanakan praktek meditasi. Didalam perjalanan karier dan kehidupan penulis banyak peristiwa yang memperkaya cara pandang dan sikap hidupnya. Merupakan renungan pengalaman pribadi yang menunjukkan bahwa meditasi telah mendukung keberhasilan penulis sebagai akademisi dan profesional ilmu Patologi Anatomi untuk lebih mengerti mengenai makna kehidupan dan keberadaan manusia. Selamat membaca dan menikmati.


Perjalanan profesi dan akademisi

Setelah menamatkan pendidikan SR Sukorejo SMP negeri Nganjuk SMA B negeri kediri, penulis diterima masuk menjadi mahasiswa di Fakultas Kedokteran UGM pada bulan September 1959. Di tahun-tahun pertama mengalami kesulitan mengikuti kuliah yang diberikan oleh profesor Sardjono dalam bidang kimia, dan profesor Radioputro dalam bidang anatomi, serta insinyur Mugiyono dalam ilmu Fisika. Makan waktu relatif agak lama di tahun-tahun awal sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM. Sehingga baru lulus kandidat di tahun 1965.

Sesudah mempelajari dan mempraktekkan meditasi studi saya lancar dan lulus Drs Medicinae [ Drs Med] atau dokter muda di tahun 1968. Setelah menjalankan ko-skap di rumah sakit, lulus dokter di tahun 1970. Sejak sebelum lulus dokter, penulis telah menjadi asisten mahasiswa di Bagian Patologi Anatomi, sehingga sesudah lulus dokter penulis menjadi dosen di bagian tersebut, sekaligus menjalani program pendidikan sebagai calon ahli Patologi Anatomi. --------

Untuk menjalani pendidikan spesialis saya menjalani pekerjaan pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis dengan bimbingan yang sabar dan bagus dari Prof Bambang Soetarsa disamping ditugaskan memberi kuliah. Tahun 1970 tak disangka tiba-tiba ditawari beasiswa untuk belajar di kanker institut Amsterdam bersama tim kanker Universitas Padjadjaran oleh direktur KWF negeri Belanda. Prof Bambang sangat setuju usulan tersebut.Tahun 1971 saya berangkat ke Belanda sampai sampai tahun 1972, ditempatkan di rumah sakit OLVG (Onze Lieve Vrouwe Gasthuis) rumah sakit terbesar di Amsterdam yang juga mendidik residence dari AMC. Di OLVG saya melakukan 150 autopsi klinik dan 2000 kasus sitologi serta beberapa kasus histopatologi untuk persiapan calon spesialis. Di OLVG saya dibimbing oleh Dr Frensdorf dan Dr Van der Har. Selanjutnya jika ada kasus yang sulit diadakan CPC. Pada awalnya agak menyulitkan saya bicara dalam CPC akibat kesulitan bahasa. Saya kursus bahasa Belanda di OLVG dengan gratis. Bersama Dr. Frensdorf dan residence ginekologi saya ikut menerbitkan jurnal tentang kasus endometriosis, dan saya mulai bekerja di institut kanker AVL. Saya juga melakukan pemeriksaan makroskopis, mikroskopis dan kadang autopsi klinik serta CPC setiap minggu dihari Rabu. Saya dinilai bekerja sangat baik, sehingga pada sertifikat saya ketika pulang 1972 dari AVL diberi keterangan bekerja dengan baik dan diperbolehkan kembali

Setelah Kembali dari study di negeri Belanda di tahun 1972, saya kembali bekerja di Bagian Patologi Anatomi Fakultas kedokteran UGM, memberikan kuliah , melakukan pemeriksaan makroskopis, mikroskopis dan menyelenggarakan CPC pada kasus yang sulit. Di Yogyakarta dan Indonesia pada saat itu outopsi klinik sangat jarang dilakukan, kondisi ini yang mendorong saya untuk belajar outopsi di OLVG. Karena bekerja dengan baik saya ditetapkan sebagai ahli patologi 2 bulan lebih cepat pada tahun 1974. Untuk mengembangkan Patologi Anatomi ditahun 1974 saya juga mengikuti training di IARC WHO Lyon Prancis

Saya bercita-cita mengirimkan tim dokter kanker Yogyakarta ke AVL Amsterdam bersama-sama saya. Tahun 1973 saya membentuk tim kanker di Fakultas Kedokteran UGM dengan susunan Ketua: Profesor Ramlan Mochtar, sekretaris: dokter Soeripto, dan bendahara: dokter Soeprono. Saya mulai bekerja dan bercita-cita mengirimkan tim kanker fakultas kedokteran rumah sakit Sardjito Yogyakarta ke AVL seperti Universitas Indonesia dan Univesitas Padjadjaran. Tahun 1974 Saya berusaha menghubungi Kementrian Luar Negeri Belanda dan AVL untuk kembali ke AVL bersama tim. Usaha tersebut disetujui dan tim dokter kanker berangkat. Kami di AVL dari tahun 1977 sampai tahun 1978

Tahun 1977 dengan IARC membuat publikasi dengan judul Cancer Incidence in Yogyakarta .Relative frequency dalam  British Journal of Cancer 1977  

Tim kanker Fakultas Kedokteran UGM yang terdiri dari:  dr Arjono, penyakit dalam, dr. Soenarto S. THT,  dr. Prastowo M, Obgyn; dr. M. Sugijanto, Bedah; dr. Oetomo, Anak; dr. Salugu M, Radiologi; dr. Prijono T. Patology Anatomi, dan dr. Soeripto, Patologi Anatomi  merangkap ketua tim berangkat ke Negri Belanda tahun 1977 smpai dengan 1978. Sekembalinya di Indonesia team kanker Fakultas Kedokteran UGM aktif melayani dirumah sakit Sarjito sampai terbentuknya pelayanan kanker terpadu di rumah sakit Sardjito. Untuk meningkatkan pelayanan team  kanker  di RS Sarjito dibentuklah TULIP yang merupakan kerjasama antara team kanker Fakultas Kedokteran UGM, AMC Amsterdam dan   KWF Negri Belanda. Pendirian Tulip dirintis oleh saya dan dibantu oleh dr. Fx Ediati Triningsih.  dengan AMC dan KWF. Kebetulan direktur KWF Negri Belanda merupakan sahabat saya. Dalam proses selanjutnya TULIP sangat di support oleh GKR Hemas yang merupakan Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) DIY dan GKR Hemas yang meresmikan TULIP. 

Selanjutnya saya melanjutkan studi dalam program doktor di UGM dan selesai tahun 1988. Pada 1990 semua ahli patologi yang sudah bekerja lama diakui sebagai konsultan oleh IAPI. 

Tahun 1989 saya naik jabatan menjadi guru besar dalam waktu 1 tahun sesudah lulus Doktor. Ini salah satu yang tercepat di Indonesia, karena menjadi guru besar yang meloncat pertama adalah istimewa karena naik jabatan dari pangkat 4b langsung menjadi guru besar dan ini baru pertama kali di Indonesia

Selama jadi guru besar saya menghasilkan tujuh doktor dan tiga guru besar menyamai Profesor Radio Putro. Guru besar yang saya hasilkan adalah Teguh Aryandono. Sri Sutarni dan Irianiwati

Antara tahun 1984 sampai 1990, saya menjadi pimpinan penelitian kerjasama antara BATAN Yogyakarta dan BATAN Jerman Barat dan FK UGM Yogjakarta tentang penyakit gondok endemik di lereng Merapi.

Tahun 1990 saya diangkat jadi sekretaris Fakultas Kedokteran dan Ketua Penilai Kenaikan Jabatan serta penilai jabatan Lektor Kepala dan Guru Besar di Fakultas Kedokteran dan anggota penilai di Universitas Gadjah Mada selama 5 tahun selanjutnya menjadi pernilai HB IX Award selama lima tahun . Menjadi sekretaris fakultas kedokteran selama 2 periode.  Untuk memajukan Patologi di Indonesia, telah dilakukan training diagnostic patologi untuk anggota patologi Indonesia di Yogyakarta selama 3 tahun mulai tahun 2000 sampai dengan tahun 2003 bekerjasama dengan Amsterdam University dan badan badan pemberantasan kanker negeri Belanda 


Tahun 2000 sampai tahun 2007 mengadakan kerjasama penelitian dengan Jepang Thailand Vietnam dan Indonesia mengenai registrasi kanker di berbagai negara antara lain Thailand, Vietnam dan Indonesia. Dengan Nagoya City University Jepang, Thailand, Vietnam dan WHO tahun 2003 menerbitkan Asia Pasific Journal for Cancer Prevention. Penelitian kerjasama dengan Jepang, Thailand, Vietnam dan Indonesia mengenai insidensi Helicobacter pylori, kaitannya dengan kanker lambung. Proyek berlangsung lama karena di Indonesia mengambil sampel dari Yogyakarta, Denpasar Bali, Medan dan Makassar. Proyek menemukan insiden kanker lambung dan Helicobacter di Yogyakarta paling rendah, hanya 2% . Hasil proyek di tempat dipublikasikan di ju

rnal international

Dengan Singapura belajar registrasi kanker insidensi population based dilanjutkan dengan penelitian di Yogyakarta dengan judul Cancer Incidence Population-based in Yogyakarta dengan sponsor Departemen kesehatan RI dan WHO, merupakan satu-satunya cara registrasi kanker di fakultas kedokteran/patologi di seluruh Indonesia sampai sekarang. Cara ini dipakai sebagai dasar disertasi saya


Memahami meditasi dan dunia spiritualitas

Tahun 1966 saya frustrasi, karena mengalami kesulitan ditingkat kandidat sehingga saya mulai belajar meditasi di Pakualaman di tempat pak Prawiro bersama Kupiyo almarhum dan Marwito almarhum sambil kursus dalang di Habirandha tahun 1967 lulus. Tahun 1967 atas petunjuk Kuncoro sujadi dipertemukan dengan Eyang Gusti Aji untuk belajar meditasi . Sesudah meditasi saya menemukan bahwa ada alam gaib di samping kehidupan di dunia. Saya dapat melihat makhluk-makhluk gaib dan sinar bermacam-macam yang memungkinkan saya berpikir bahwa di samping dunia ini ada alam gaib, saya juga menyimpulkan bahwa Tuhan itu hanya satu yaitu Tuhanmu yang Maha Esa untuk semua agama. Jadi kita harus bersatu antara agama satu dan lainnya. Saya menemukan sesuatu yang “tersebut” di tempat praktikum patologi, kebetulan di tahun 1967 saya diterima sebagai asisten pembantu patologi di Fakultas Kedokteran UGM, saya meditasi di ruang gelap praktikum patologi tiap malam. Saya mulai meditasi tahun 1966 dengan guru pak Prawiro P untuk anak muda kaprawiran, selanjutnya tahun 1967 belajar pada Eyang Gusti Aji di gunung gunung, goa goa, hutan dan Pantai pantai . Ajaran kejawen universal dan moksa. Selanjutnya tahun 1969 p Harjanto P; Sala Hindu dharma , tahun 1987 Ki Kere Titang Jowo Sanyoto. Tahun 1990  Pak Mudjono Ponjong Wonosari mununggale Kawula Gusti Kundalini.

Saya juga melakukan meditasi  di Pantai Ngobaran Parang Kusumo dan Drini dengan pengalaman yang menyenangkan, di gua Grengseng dan Langse di gunung Sumbing, gunung Slamet di alas Ketonggo semuanya menghasilkan sesuatu yang indah. Megawati pernah ke Pantai Ngobaran untuk menemui pak Mujono guru spiritual jawa. Di Jawa ada empat, di India ada tiga.  Saya kenal guru-guru spiritual Soeharto dengan baik antara lain pak Kodiat, Rm Panji dan pak Marto. Tempat suci pak Harto, Jambe Pitu sendang Semanggi dan gua Dieng. Soeharto adalah Semar dan Lengkung Kusumo anaknya Petruk lenggong Kusumo. Untuk mendukung pemerintahan Soeharto dibantu pak Kodiyat tiap satu suro upacara di Jambe Pitu untuk mendatangkan lengkung Kusumo.

Sesudah pensiun saya tetap melakukan meditasi rutin setiap hari, hanya tempatnya tidak lagi di kamar meditasi tapi di kamar tidur, karena fisik tidak memungkinkan naik turun tangga kekamar meditasi. Saya meditasi di tempat tidur yang juga cocok untuk meditasi, saya tidak lagi melakukan perjalanan ke gunung-gunung, pantai ,goa goa, hutan karena fisik tidak memungkinkan. Salah satu keponakan saya yang bekerja di Bagian Ilmu Kesehatan Anak rumah sakit Dr. Sardjito yang saya bimbing meditasi telah berhasil lulus doktor cumlaude pada Maret 2025 itu juga penggabungan ilmu dan meditasi

Orang-orang yang datang ke rumah saya termasuk keluarga selalu minta diinisiasi tetapi jumlahnya tidak sebanyak seperti tahun 1990-an karena di antara pengikut sudah lulus dari residence atau mahasiswa atau sudah meninggal. Kamar tidur saya juga saya lengkapi dengan prasarana meditasi .


Renungan

Setelah menjalani meditasi pada tahun 1967 hidup saya jadi tentram , sejahtera dan Bahagia. Meditasi membuat saya hidup mengamalkan kebaikan dan pikiran terbuka dengan sedikit belajar yang penting-penting, saya lulus Doktorandus dan Dokter dengan mudah. Dalam kehidupan dan pekerjaan hal-hal penting datang sendiri tanpa diharapkan seolah-olah sudah ada yang mengatur sampai sekarang. Semua pekerjaan dapat dikerjakan dengan lancar , Tawaran penelitian dan lain sebagainya datang sendiri tanpa diminta. Hidup menjadi semangat dan optimis seperti ada yang mengatur , Itu semua adalah tangan-tangan Tuhan. Tuhan hanya bersabda tapi yang mengurusi perseorangan adalah tangan-tangan Tuhan, yang mengatur saya menjadi Dokter Spesialis dan Guru Besar.  Saya tidak pandai tetapi ujian dokter  spesialis patologi, ujian doctoral dan proses proses selanjutnya sampai saya menjadi guru besar semuanya berjalan lancar.

Ada bisikan batin yang jelas bahwa saya akan meloncat jabatan menjadi guru besar, bahkan sebelum saya lulus Doktor .Karena meditasi hidup saya sejahtera dan bahagia, dalam meditasi Saya tidak mempunyai permintaan kepada Tuhan untuk diri saya kecuali memohon ketenangan dan ketentraman, jagat seisinya terbebas dari perang dunia ke-3 dan penyakit pandemi. Setiap meditasi saya mendoakan semua umat dimaafkan kesalahannya dan dikabulkan permohonannya. Saya mendoakan semua umat Tuhan yang sudah meninggal diterima Tuhan di sisiNya, dan saya hanya pasrahkan jiwa dan raga kepada Tuhan.


Penutup dan Saran

Secara ringkas saya ungkapkan perjalanan karier saya sebagai akademisi dan profesi ahli Patologi Anatomi, dan pemahaman saya setelah berpuluh tahun mendalami meditasi dan spirituallitas. Dianjurkan kepada semua umat manusia untuk melakukan meditasi dengan memuja Tuhan yang Maha esa supaya hidup tentram damai sejahtera dan bahagia menurut kepercayaan masing-masing. Semua umat Tuhan sahabat saya. Ilmu yang dilandasi meditasi akan dicapai dengan sempurna.


C. Sekar Sumawur


Dhandhanggula

Tri Laksita


1

Winursita sabda aris manis,

Pak Profesor Soeripto amedhar, 

Jene pindha mas rinonce,

Ilmu laku dinulu, 

Puja puji sri pangastuti, 

Kawignyan kasampurnan, 

Warisan leluhur, 

Majapahit Kahuripan, 

Singasari Daha Jenggala Kediri, 

Demak Pajang Mataram. 


2.

Wulang wuruk keh tepa palupi, 

Maha Guru Profesor sanyata,

Pak Panut Mulyono aweh, 

Padhang terang sumurup, 

Anelahi bumi pertiwi, 

Pangarsa Gadjah Mada, 

Pawiyatan agung, 

Ngrembaka arum kuncara, 

Jroning kapti ngudi pakarti lestari, 

Ngejayeng nusantara. 


3.

Amarsudi wasita sejati, 

Hardiyanto Profesor utama, 

Sumarah sareh pikoleh,

Kedokteran satuhu, 

Tata titi tatas pertitis, 

Wibawa wicaksana, 

Uwur sembur tutur, 

Jangka jangkah ngarah arah, 

Lenging budi saranane darma bakti, 

Sumungkem nusa bangsa. 



Senin Wage, 

16 Juni 2025


Purwadi, 

Alumni S1, S2 lan S3 UGM


Dhandhanggula Kumbakarna


1.

Wonten malih tuladhan prayogi, 

Satriya gung Negari Ngalengka, 

Sang Kumbakarna arane, 

Tur iku warna diyu, 

Suprandene nggayuh utami, 

Duk wiwit prang Ngalengka, 

Dennya darbe atur, 

Mring raka amrih raharja, 

Dasamuka tan keguh ing atur yekti, 

Dene mungsuh wanara. 


2.

Kumbakarna kinen mangsah jurit, 

Mring kang raka nira tan nglenggana, 

Nglungguhi kasatriyane, 

Ing tekad datan surud, 

Amung cipta labuh negari, 

Tan noleh yayah rena, 

Mring leluhuripun, 

Wus mukti aneng Ngalengka,

Mangke arsa rinusak lan bala kapti, 

Punagi mati ngrana.


Dhandhanggula Anoman


Kuneng lingnya Rama Ndayapati, 

Angandika Sri Rama Wijaya, 

Heh bebakal sira kiye, 

Gampang kalawan ewuh, 

Sayekti wus ana kang kardi,

Yen waniya ing gampang, 

Wediya ing ewuh, 

Sabarang nora tumeka, 

Gampang ewuh yen antepen dadi siji, 

Ing purwa nora ana. 


Kinanthi Anoman


Anoman malumpat sampun, 

Prapteng witing nagasari, 

Mulat mangandhap katingal, 

Wanodyayu kuru aking, 

Gelung lukar lan wor kisma, 

Kang iga iga kaeksi. 


Kinanthi Semedi


Nalika nira ing dalu, 

Wong agung mangsah semedi, 

Sirep kang bala wanara, 

Sedaya wus sami guling, 

Nadyan ari Sudarsana, 

Wus dangu nggennira guling. 


Kukusing dupa kumelun, 

Ngeningken tyas sang apekik, 

Kawengku sagung jajahan, 

Nanging sanget angikibi, 

Sang resi Kanekaputra,

Kang anjog saking wiyati. 


Kagyat risang kapirangu, 

Rinangkul kinempit kempit, 

Dhuh sang retnaning bawana, 

Ya ki tukang walang ati, 

Ya ki tukang ngenes ing tyas, 

Yu ki tukang kudu gering. 



Purwadi, 

Ketua Lokantara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Babad GKR WANDANSARI

Adipati Dayaningrat Pengging Sepuh

Kidung Idul Fitri