Prabowo Subianto memahami Laku Joko Tingkir

 Prabowo Subianto memahami Laku Joko Tingkir


Purwadi, 

Ketua Lokantara. 

HP 087864404347


A. Trah Pejuang Sejati. 


Perjuangan untuk negeri tiada henti. Sesanti itu dipahami oleh Prabowo Subianto. Mandat rakyat tanggal 14 Pebruari 2024 agar memimpin bumi nusantara. 


Joko Tingkir termasuk leluhur Prabowo Subianto yang berkuasa di Kraton Pajang. Memerintah dengan bijak bestari sejak tanggal 24 Juli 1546.

Asketisme spiritual dilakukan untuk mempertajam nurani. Mesu budi agar pribadi paripurna. Watak utama pejuang sejati. 


Joko Tingkir tapa ngeli di Aliran Kali Serang. Kali Serang berhulu di kaki Gunung Merbabu. Digunakan untuk tapa ngeli oleh Joko Tingkir sejak tahun 1536. Mas Karebet atau Joko Tingkir menjalankan lelaku di kali Serang. Mulai dari Tengaran, Suruh, Susukan, Karanggede, Wonosegoro, Juwangi, Penawangan, Purwodadi. Berlanjut ke Kudus, Demak, Jepara. 


Aliran Kali Serang sejauh 136 Km. Musim kemarau airnya kemricik. Musim hujan airnya gemrojok. Terakhir bermuara di pantai Kedung Malang, Kedung Jepang. Berbaur dengan perairan laut Jawa. Ekologi budaya ini selalu menjadi bahan renungan bagi Prabowo Subianto. 


Sepanjang aliran Kali Serang terdapat anak sungai. Yakni Kali Lusi yang berasal dari Sulang, Rembang, Blora, Purwodadi dan Penawangan. Gabung pula air dari sungai mayong, lanang, lamping, geyer, braholo, brangkal, uter. Gabungan air tertumpah di aliran Kali Serang. Terkenal sejak Kraton Demak Bintara.


Pertapan Merbabu Sebagai Sarana Olah Rasa Joko Tingkir.

Olah rasa dilakukan Joko Tingkir di bawah kaki Gunung Merbabu. Kota Salatiga yang dinaungi gunung Merbabu menempati posisi yang strategis dalam perspektif geografis dan historis. Secara geografis kota Salatiga diapit oleh wilayah Surakarta dan Semarang. Dari perspektif historis kota Salatiga menjadi tempat diplomasi kenegaraan kraton Demak, Pajang dan Mataram.


Prabowo Subianto membaca kisah historis. Keteladanan dan kebijaksanaan membuat kemuliaan. Pajang nyata pakaryan ingkang jangkep. Gagasan mendirikan Kraton Pajang dilakukan di pertapan Merbabu. Kraton Pajang yang berdiri pada tanggal 24 Juli 1546 juga bermula dari kota Salatiga. Daerah Tingkir Salatiga menjadi tempat penggemblengan bagi Joko Tingkir. Kelak menjadi raja Pajang bergelar Sultan Hadiwijaya. Wilayah Salatiga dan sekitarnya dulu pernah diasuh oleh Ki Ageng Tingkir yang terkenal sebagai guru kebatinan yang peng pengan.


Menurut sejarahnya Ki Ageng Tingkir yang tinggal di kaki gunung Merbabu pernah berguru kepada Syekh Siti Jenar bersama dengan Ki Ageng Banyubiru dan Ki Ageng Butuh. Joko Tingkir ahli semedi sesuai dengan didikan guru Kejawen. Tak lupa agar melakukan tapa ngeli dan siram jamas.


Dalam lintasan sejarah Jawa ada nama Joko Tingkir, yang penuh dengan keteladanan, keutamaan, keluhuran, keagungan. Mas Karebet atau Joko Tingkir suka bersemedi di daerah Tengaran Kaki gunung Merbabu. Masyarakat Jawa yang tinggal di gunung agunung, gua agua, kutha akutha mengenal Joko Tingkir dengan penuh rasa kagum. Tembang megatruh memberi deskripsi yang agung dan anggun.


Lukisan saat Joko Tingkir menjalankan lelaku di Kali Serang. Terdapat dalam tembang megatruh yang amat terkenal. Cocok untuk bahan renungan bagi Prabowo Subianto untuk berdarma bakti. 


Megatruh


Sigra milir sang gethek sinangga bajul,

kawan dasa kang njageni,

ing ngarsa miwah ing pungkur,

tanapi ing kanan kering,

sang gethek lampahnya alon.


Air Kali Serang mengalirkan kebijaksanaan hidup. Dalam tembang mijil ada wedharan untuk menjakani kebajikan.


Mijil.


Dedalane guna lawan sekti, 

kudu andhap asor, wani ngalah luhur wekasane, tumungkula yen dipun dukani, bapang den simpangi, 

ana catur mungkur.


Ajaran tembang mijil itu diresapi benar oleh Joko Tingkir. Prabowo Subianto mendapat kaca benggala. Perjalanan hidup Joko Tingkir menarik dan herois. Berakit rakit ke hulu, berenang renang ke tepian. Bersakit sakit dahulu, bersenang senang kemudian. Ki Ageng Sela memberi bekal ngelmu satataning panembah jati. Ki Ageng Banyubiru memberi wejangan kawruh kasampurnan. Sabar sebagai penguasa, syukur sebagai rakyat. Wulangan lahir batin demi diusahakan murih padhanging sasmita.


Basa ngelmu mupakate lan panemu. Mas Karebet atau Joko Tingkir dibimbing oleh Ki Ageng Butuh yang mengajarkan jroning urip ana urup, jroning urup ana urip kang sejati. Itulah puncak rasa jati, sari rasa jati, sarira sajati. Sari rasa tunggal, sarira satunggal, naga sari tunggal, nagara satunggal sebagaimana ungkapan Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan kenegaraan yang sangat dihayati oleh pemimpin nusantara. Lila lan legawa kanggo mulyaning negara. Konsep pengabdian yang sudah diterapkan oleh Prabowo Subianto untuk membina persatuan dan kesatuan. 


Sarjana winasis yang terdiri dari Ki Ageng Panjawi, Ki Ageng Pemanahan, Ki Ageng Juru Martani, Ki Ageng Karanglo, Ki Ageng Pringapus, Ki Ageng Giring menjadi penyokong utama Joko Tingkir. Berkat jiwa kebangsaan dan sifat kerakyatan pada tahun 1546 Joko Tingkir dinobatkan menjadi raja Kraton Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijaya. Di Salatiga ini Joko Tingkir dipersiapkan untuk menjadi pemimpin tanah Jawa.


Penelusuran jejak kehidupan Joko Tingkir yang menghirup hawa sejuk Merbabu perlu pula dibahas tentang sejarah Pengging. Pemimpin dari Pengging selalu melakukan ilmu laku. Misalnya tapa brata di Pesanggrahan Madusita Candi Ampel. Tapa kungkum di kali Serang Karanggedhe. Sesaji tunggak janggleng di alas Wonosego. Methik pari Gaga di Juwangi. Kegiatan upacara adat ini dilakukan oleh bangsawan Pengging. Mereka berprinsip Arab digarap Jawa digawa. Mrih katarta pakartinging ngelmu luhung. Kang tumrap neng tanah Jawa. Agama ageming aji.


Tanah Pengging tepatnya di kaki Gunung Merapi dan Merbabu. Sejak dulu kala kawasan ini termasuk gudangnya kreator peradaban. Pernah untuk menyimpan pusaka Nogososro Sabuk Inten. Pengging Banyudono salah satu kecamatan Boyolali. Daerah Pengging populer karena di sinilah Mas Karebet, Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya dilahirkan. Hawa segar gunung Merbabu membentuk pribadi yang paripurna.


Kadipaten Pengging menjadi sentral kebudayaan, yang menjadi penerus kebesaran Kerajaan Majapahit dan Kesultanan Demak Bintara. Adipati Handayaningrat atau Ki Ageng Pengging sepuh adalah menantu Sinuwun Prabu Brawijaya, garwanya bergelar Kanjeng Ratu Pembayun yang melahirkan Ki Kebo Kanigara dan Ki Kebo Kenanga. Mereka gemar lara lapa di Gunung Merbabu.


Kelak Ki Kebo Kanigara menjadi pertapa di lereng gunung Merbabu, sedang Ki Kebo Kenanga menjadi murid Syekh Siti Jenar, seorang wali yang sakti mandra-guna. Komunitas peguron ini yang mempelopori ilmu manunggaling kawula gusti. Kalangan Kejawen menyebut dengan istilah ngelmu kasampurnan, ngelmu kasepuhan, kawruh begja, wikan sangkan paran, sangkan paraning dumadi, urip sejati dan satataning panembah. Spiritualitas Prabowo Subianto untuk kejayaan negeri. 


Wulang wuruk Kejawen berkembang dari kawasan Pengging kaki gunung Merbabu kemudian menyebar ke seluruh pelosok tanah Jawa, mulai dari perkotaan, pedesaan, dan pegunungan. Setelah Syekh Siti Jenar muksa, para muridnya mengembangkan paham Kejawen. Mereka adalah Ki Ageng Banyubiru, Ki Ageng Sela, Ki Ageng Butuh, Ki Ageng Karanglo, Ki Ageng Pring Apus, Ki Ageng Penjawi, Ki Ageng Pemanahan, Ki Ageng Enis dan Ki Ageng Pandhanarang. Para guru suci Tanah Jawa ini sudah putus ing reh saniskara, kebak ngelmu sipating kawruh.


Intelektualitas keluarga Prabowo Subianto termasuk elit. Terpandang sebagai pemikir yang handal. 


B. Perguruan ilmu kasampurnan. 


Ilmu kasampurnan dipelajari Prabowo Subianto. Pemimpin yang seimbang aspek lahir dan batin. Unsur keseimbangan sangat utama. Ilmu pengetahuan ditempuh sepenuh hati. 


Pemimpin besar lahir besar dan dididik di Pengging kaki gunung Merbabu. Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya raja Pajang, lahir di bumi Pengging. Danang Sutawijaya atau Panembahan Senapati raja Mataram juga lahir di Pengging. Raja dan Pujangga Jawa lahir di kawasan Pengging.


Cerita kerajaan dipelajari Prabowo Subianto sebagai bahan refleksi. Tepa palupi tentang Kasultanan Pajang, Pengging menjadi sentral sejarah. Setelah Ki Ageng Pengging wafat, putranya yang bernama Mas Karebet kemudian diasuh Nyi Ageng Tingkir. Maka nantinya Mas Karebet disebut juga Joko Tingkir. Para alumni padepokan Syekh Siti Jenar mengetahui bahwa wahyu keprabon menitis pada diri Joko Tingkir. Maka semua guru tersebut sama mengasuh dan mendidik Joko Tingkir sebagai layaknya putra seorang raja. Dimaklumi bersama bahwa Joko Tingkir sungguh trahing kusuma rembesing madu, keturunan langsung Prabu Brawijaya raja Majapahit.


Guru ya digugu ya ditiru. Hasil didikan para dwija sejati ini cukup bikin mengagumkan. Joko Tingkir tumbuh menjadi pribadi yang mumpuni kualitas intelektual, sosial, mental, moral dan spiritual. Kanjeng Sultan Trenggono yang bertahta di Kasultanan Demak Bintara menjodohkan Joko Tingkir dengan Kanjeng Ratu Hemas Kambang atau Ratu Mas Cepaka. Pada periode selanjutnya Joko Tingkir diwisuda menjadi raja di Kasultanan Pajang Hadiningrat dengan gelar Sultan Hadiwijaya Hamid Amirul Mukminin Syah Alam Akbar. Joko Tingkir berkuasa tahun 1546-1582.


Kitab babad tanah Jawi yang disimpan Karaton Surakarta Hadiningrat adalah data historis yang penting. Kita petik tembang Pangkur yang berasal dari cerita Babad Tanah Jawi, sebagai gambaran masa silam. Ini kisah Ratu Kalinyamat yang berkaitan dengan berdirinya Karaton Pajang. Atas restu Ratu Kalinyamat dan keluarga Kasultanan Demak Bintara, karir Joko Tingkir lancar.


Pangkur


Nimas Ratu Kalinyamat.

Tilar wisma amartapa neng wukir.

Tapa wuda sinjang rambut.

Ing Gunung Danaraja.

Apratignya tan arsa tapihan ingsun.

Yen tan antuk adiling Hyang.

Patine sedulur mami.


Joko Tingkir menduduki tahta Pajang atas dukungan Kanjeng Ratu Kalinyamat putri Sultan Demak. Pada jaman kerajaan Demak Bintara tampil seorang putri yang berbakat hebat namanya Kanjeng Ratu Kalinyamat. Beliau putri Sultan Trenggana Raja Demak Bintara. Kecakapannya teruji selama menjadi bupati Jepara tahun 1536 – 1559. Bupati pertama Kadipaten Jepara adalah Retna Kencana atau Nimas Ratu Kalinyamat.


Cerita Ratu Kalinyamat menambah jiwa perjuangan Prabowo Subianto. Ratu Kalinyamat menikah dengan Datuk Thoyib atau Datuk Pangeran Tengku Thoyib. Sultan Trenggana memberi gelar Tengku Thoyib dengan sebutan Pangeran Hadlirin. Pernikahan putri Jepara dengan bangsawan Samudra Pasai ini secara hakiki sebagai praktek wawasan Nusantara.


Pasangan luhur ini menjadi penentu kerier Joko Tingkir. Dari Majapahit, Demak, Pajang dan Mataram. Rintisan untuk membangun tata praja yang teratur di kaki Gunung Merbabu.

Tiap malam selasa kliwon, Joko Tingkir tetap melakukan tapa kungkum di Kali Serang. Tiap bulan Suro pasti menjalani tapa ngeli di sepanjang aliran Kali Serang. Joko Tingkir memang gentur tapane, mateng semedine.


Nilai spiritual bagi Prabowo Subianto dapat membuat diri tenang. Pengabdian kepada masyarakat makin mantab. Jaman Pajang terjadi heroisme sosial yang pantes mentes. Lara Lapa Tapa Brata. Percikan air kehidupan dari Kali Serang. Tirta perwita sari adalah air kehidupan yang mengandung kemuliaan. Dalam lakon Dewaruci, Arya Werkudara mendapat ngelmu kasampurnan.


Kali Serang dipercaya oleh segenap Trah Demak, Pajang, Mataram dan Surakarta mengalir kejernihan hidup. Maka dari hulu kali Serang digunakan sebagai tempat rapat kenegaraan. Usulan penting terjadi dalam peristiwa historis. Pangeran Sambernyawa diajak Sinuwun Paku Buwana III rembugan di hulu Kali Serang. Tepat di kaki Gunung Merbabu. Raja Surakarta Hadiningrat yang memerintah sejak tahun 1749 membuat sejarah besar.


Kedua tokoh besar itu melakukan meditasi. Tapa brata di puncak gunung Merbabu. Lalu dilanjutkan tapa kungkum di Kali Serang. Percikan air kali Serang menyejukkan hati. Maka proses Penandatanganan berdirinya Pura Mangkunegaran ini menjadi awal untuk melakukan pemberdayaan sastra budaya yang adiluhung di wilayah Wonogiri, Pacitan dan Karanganyar. Dari perjanjian Salatiga inilah kebangkitan sastra budaya berkembang dengan sangat baik. Rasa optimis terhadap masa depan kerajaan Mataram menemukan kesempatan.


Hubungan gunung dengan diplomasi kenegaraan amat erat. Sejak Joko Tingkir gunung Merbabu dijadikan sarana refleksi kepemimpinan. Pangeran Sambernyawa sebelum dilantik menjadi penguasa di wilayah Pura Mangkunegaran. Terlebih dulu siram jamas di Kali Serang.

Lara lapa tapa brata nggayuh kamulyan, seperti Joko Tingkir. Kejernihan air Kali Serang, lantas memantabkan diri sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I.

Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa memberi prasapa, ajaran tri darma.


 Rumangsa melu handarbeni. Rumangsa wajib hangrungkebi. Mulat sarira hangrasa wani.


Ajaran luhur itu mendapat perhatian Prabowo Subianto. Presiden kedelapan ini suka membaca sejarah peradaban. 


C. Dukungan Rakyat. 


Rakyat mendukung terhadap kiprah pemimpin.  Prabowo Subianto mengerti betul seluk beluk birokrasi. Tanggal 20 Oktober 2024 diberi kewenangan untuk mengatur negara. Oleh karena harus paham tata pemerintahan. 


Lebih jauh bercermin pada kehidupan masa lampau. Tata cara panembah diketahui oleh Prabowo Subianto.

Air Kali Serang menjernihkan diplomasi Pura Paku Alaman. Tanggal 17 Maret 1813 Pura Paku Alaman resmi berdiri. Pangeran Notokusumo bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Paku Alam I.


Kontrak politik diresmikan oleh Gubernur Jenderal Raffles. Selaku wakil pemerintah Kerajaan Inggris Raya. Sejak pagi gendhing Monggang berkumandang. Tanda penobatan Pangarsa istana pura. Malam sebelumnya Pangeran Notokusumo tapa kungkum di Kali Serang. Dengan dikawal abdi dalem purwo kinanthi. Layaknya lelaku yang dijalankan oleh Joko Tingkir.


Siram jamas untuk sesuci diri di kali serang. Pangeran Notokusumo mulai mantab untuk memimpin pura Paku Alaman. Sejenak peristiwa historis perlu ditinjau ulang. Berdirinya Pura Paku Alaman tanggal 17 Maret 1813. Bermula dari diplomasi tingkat tinggi yang dilakukan oleh Trah Mataram. Berada di bawah kaki Gunung Merbabu yang berhawa sejuk.


Perjanjian Tuntang Salatiga menjadi tanda berdirinya Puro Pakualaman Yogyakarta. Pengesahan ini dilakukan oleh Gubernur Jendral Raffles pada tanggal 17 Maret 1811. Pangeran Notokusumo dinobatkan menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Paku Alam I.

Keindahan gunung Merbabu memikat hati. Raffess adalah tokoh hebat. Akrab dengan masyarakat Salatiga. Pernah melakukan wisata berkuda. Rute tengaran Susukan, Karanggede. Saat istirahat di Pasar Susukan sempat kuliner sego jagung dengan lawuh bothok teri. Suguhan sayur adas dan kikil jamu. Disantap di pinggir kali Serang sambil mancing. Rasanya serba nyamleng.


Aliran Kali Serang berair kinclong. Adanya prestasi gemilang kota Salatiga lereng gunung Merbabu amat penting. Keberadaan Kadipaten Pakualaman dalam sejarah Kerajaan kerajaan di Jawa tampaknya tidak dapat dipisahkan adanya persaingan elite politik atau bangsawan. Dalam perjalanannya Kadipaten Paku alaman telah mengalami dinamika perkembangan yang ditandai adanya pergantian pemerintahan mulai dari Paku Alam I sampai dengan Paku Alam VIII.


Kearifan lokal ini penting bagi Prabowo Subianto. Contoh pemimpin masa silam tentu banyak pengalaman. 


Salatiga lereng gunung Merbabu perlu dikenang oleh Dinasti Mataram. Untuk mendapatkan gambaran tentang Kepala Dinasti Kadipaten Pakualaman, maka uraian akan dijelaskan secara rinci dan singkat mulai dari Paku Alam I sampai dengan Paku Alam VIII, serta profil Paku Alam IX. Yeeldijk yang pernah menjadi Residen Yogyakarta, mengatakan bahwa permasalahan yang dihadapi Pangeran Notokusumo dan RT Notodiningrat masih kurang jelas baginya. Ditambahkan, bahwa Pangeran Notokusumo dan RT Notodiningrat dituduh berkomplot dengan R. Rangga yang memberontak. Tuduhan ini sebenarnya hanya dipergunakan sebagai alasan yang tidak wajar untuk mengelabui mata orang.


Dengan demikian wilayah Salatiga menjadi tempat penting bagi dinasti Mataram. Alasan yang sebenarnya, Pangeran Notokusumo dituduh ingin menjatuhkan Pangeran Adipati Anom dan RT Notodiningrat dituduh akan mendongkel Patih Danurejo. Sementara itu hubungan tidak baik antara GKR Kencono Wulan dengan Pangeran Adipati Anom merupakan latar belakang yang ikut memperburuk situasi politik pada waktu itu.Semua itu adalah karena Pangeran Adipati Anom mendapat hasutan dari provokator yang ingin menjatuhkan eksekutif. Melalui penderitaan dan perjuangan yang panjang. Beliau dipindah dari satu kota ke kota lain, akhirnya sesudah Pangeran Adipati Anom dinobatkan oleh Gubernur Inggris sebagai Sultan Hamengku Buwono III di Loji, tempat kediaman Minister Residen Inggris. Orang internasional sudah biasa interaksi di kota Salatiga, kaki gunung Merbabu.


Sebaiknya trah Mataram belajar atas sejarah kota Salatiga dan sekitarnya maka pada esok harinya, Senin 29 Juni 1812 Pangeran Notokusumo dinobatkan oleh Gubernur Jenderal Raffles sebagai Pangeran Merdiko di dalam kraton, dengan gelar KGP Adipati Paku Alam, sedangkan RT Notodiningrat berganti nama menjadi KP Ario Suryaningprang dan RM Salyo, adinda RT Notodiningrat menjadi KP Arya Suryaningprang. Mengenai berdirinya Kadipaten Pakualaman sekalipun Pangeran Notokusumo secara resmi telah dinobatkan menjadi Sri Paku Alam I pada hari Senin 29 Juni 1812, akan tetapi Politik Kontrak antara Gubernur Inggris dengan Sri Paku Alam baru dibuat dalam bulan Maret 1813.


Politik Kontrak ini dibuat pada tanggal 17 Maret 1813. Anehnya ialah bahwa berdirinya Kadipaten  Mangkunegaran pun terjadi pada tanggal 17 Maret, sebab perjanjian Salatiga antara investor dengan Sri Mangkunegara dibuat pada tanggal 17 Maret 1757. Berita tersebut dalam Gedenkschrift 25 jarig bestuurjubileum Paku Alam VII. Tokoh Salatiga yang mewarisi semangat juang leluhur yakni Matori Abdul Jalil. Ketua partai ini pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan.


Trah Mataram mewarisi budaya Pajang. Gunung Merbabu dianggap wingit wigati. Dengan demikian maka pada tanggal 17 Maret 1813 Pangeran Notokusumo menerima jabatannya sebagai Sri Paku Alam I dari gubernur Inggris, dan dengan demikian pula nama bagi dinasti Pakualaman diletakkan dasar dasarnya. Dalam bukunya tentang Verhouding der Vorsten terdapat ulasan menarik. Raffles mengingat jasa jasa Pangeran Notokusumo, mengangkat beliau sebagai Pangeran Merdiko, dengan gelar Pangeran Adipati Paku Alam. Sumbangan wilayah Salatiga bagi perkembangan kerajaan Jawa sungguh besar. Raffles meninggalkan jejak manis di sepanjang aliran Kali Tuntang Tengaran.


Kesadaran historis ini hendaknya diresapi dengan sepenuh hati. Lara lapa tapa brata. Sejarah menawarkan keutamaan. Komunitas seni budaya sekitar Gunung Merbabu telah menyumbang penulisan Kesusasteraan bermutu tinggi.


Hulu Merbabu menawarkan kejernihan. Pangeran Notokusumo mengikuti jejak Joko Tingkir. Leluhurnya menjalankan lelaku di gunung Merbabu dan Kali Serang. Pangeran Notokusumo pendiri dinasti Pura Paku Alaman. Pewaris Trah Mataram ini memiliki peristiwa historis di Kali Tuntang dan Kali Serang. 


Kesabaran dalam menghadapi cobaan dilakukan oleh Prabowo Subianto. Tanggal 20 Oktober 2024 Prabowo memimpin Indonesia. Ujian hidup ibarat batu pengasah kebenaran. 


D. Kesabaran Abdi Negara. 


Abdi dalem pasrah jiwa raga untuk kepentingan negara. Prabowo Subianto bertekat kuat. Tanggal 24 Pebruari 2024 , demi negeri Prabowo Subianto rela untuk berdarma bakti. Lara lapa tapa brata. Manekung di Merbabu ngeli di kali Serang. 


Trah Pajang biasa bersemadi. Untuk memperoleh ketajaman hati.  Guru Joko Tingkir bernama Ki Ageng Banyubiru. Seorang pertapa di Rawa Pening yang sakti mandraguna. Kisah mereka dihayati oleh Prabowo Subianto. 


Bertapa di gunung Merbabu dilakukan Joko Tingkir atas perintah Ki Ageng Banyubiru. Ndaru keprabon cumlorot dalam diri pribadi. Segera Joko Tingkir disuruh sowan ke Demak Bintara dengan tapa ngeli. Di situlah jalan kemuliaan terbentang luas.

Masyarakat yang tinggal di lereng gunung Merbabu punya tradisi literasi. Mereka menulis Sastra puja mantra. Dari generasi ke generasi japa mantra ditulis dalam metrum tembang macapat. Contohnya di daerah Cepogo, Selo, Ampel.


Kebudayaan Salatiga bersumber dari nilai historis yang sudah berkembang selama berabad abad. Nilai kearifan lokal ditulis dalam wujud Sastra piwulang. Tradisi Sastra Merbabu berlangsung sejak jaman kerajaan Kahuripan. Misalnya penyalinan kitab Arjuna Wiwaha, karya Empu Kanwa.


Kreativitas menjadi perhatian Prabowo Subianto. Pada tahun 1749 Sinuwun Paku Buwana III menyalin dalam bentuk tembang macapat, dengan judul serat Wiwaha Jarwa.


Ing ngarsa sung tuladha,

 ing madya mangun karsa, 

tut wuri handayani.


 Berikut adalah daftar Walikota Salatiga yang selalu berdarma bakti bagi ibu pertiwi. Gunung Merbabu dengan pemandangan indah amat memukau. Hal ini memberi inspirasi bagi sekalian pemimpin.


1. MS Handjojo (penjabat),

1950-1950


2. M. Soedijono, 1950-1957


3. Soewandi Martosoewojo, 1957-1961


4. Bakri Wahab, 1961-1966


5. Letkol S. Soegiman, 1966-1976


6. Kol. Pol. S. Ragil Pudjiono, 1976-1981


7. Djoko Santoso BA, 1981-1986


8. Doelrachman Prawiro Soediro, 19896-1991


9. Drs. Indra Suparno, 1991-1996


10. Drs. Soewarso, 1996-2001


11. H. Totok Mintarto, 2001-2007


12. John Manuel Manoppo, 2007-2011


13. H. Yulianto S.E., M.M., 2011-2016 dengan wakil Drs Muh Haris M.Si.


– Drs. Agus Rudianto, M.M.(Penjabat), 2016


– Drs. Achmad Rofai M.Si (Penjabat), 2017


14. H. Yulianto S.E., M.M, 2017. Dengan wakil Walikota Drs Muh. Haris M.Si.


Kota Salatiga terdiri dari empat kecamatan. Yakni Argomulyo, Sidomukti, Sidorejo, Tingkir. Legalitas kota Salatiga berdiri sejak tahun 1917. Tepat di bawah kaki gunung Merbabu yang menjulang tinggi.


Tempat bersejarah berada di kawasan Gunung Merbabu, Gunung Ungaran, Gunung Telamaya, Gunung kendhali Sada. Generasi muda bisa belajar sejarah keagungan masa lampau yang gemilang. Joko Tingkir belajar olah rasa.


Pelajaran yang berhubungan dengan alam cukup dihayati oleh Prabowo Subianto. Maka

lingkungan pegunungan Merbabu mencatat peristiwa historis. Gunung Merbabu tempat bersemedi Raden Kebo Kanigoro, putra Kanjeng Adipati Handayaningrat atau Sri Makurung Bupati Pengging. Ibunya adalah Ratu Pembayun putri Prabu Brawijaya V raja Majapahit.


Kelak Raden Kebo Kanigoro menjadi pengasuh Joko Tingkir. Tanggal 1 Juli 1546 Joko Tingkir dinobatkan sebagai raja Kraton Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijaya Kamidil Syah Alam Akbar Panetep Panatagama. Joko Tingkir pernah bertapa di Gunung Telamaya, bermimpi kejatuhan bulan, bersamaan dengan bergetarnya gunung, bergemuruh suaranya sehingga aku kaget. Mimpi itu sangat baik, itulah raja mimpi. Ki Ageng Sela menyuruhnya untuk mengabdi pada Kanjeng Sultan Demak, disitulah tabir mimpi akan terkuak. Ki Ageng Sela meminta agar keturunannya besok diperbolehkan meneruskan wahyu.


Joko Tingkir kemudian pergi ke Demak. Saat itu yang memerintah negara Demak adalah Putra Raden Trenggana, bernama Kanjeng Kanjeng Sultan Jimbun Pameksa. Joko Tingkir telah lama mengabdi disana, dikasihi oleh raja serta diserahi tugas sebagai lurah tamtama. Joko Tingkir diambil sebagi anak oleh raja serta diperbolehkan masuk istana.


Istana Jawa dipahami Prabowo Subianto. Bantuan kegiatan agar budaya tetap lestari. Generasi muda perlu belajar giat. 


Raja berkehendak menambah perwira tamtama, tapi harus melalui pendadaran dengan menempeleng kepala kerbau hingga remuk. Ada seorang dari Kedu Pingit, bernama Dadungawuk. Wajahnya kaku, jelek dan dia sering menyombongkan kesaktiannya. Dia hendak mengabdi ke Demak sebagai tamtama. Dia sudah melapor kepada lurah Tamtama. Dadungawuk ditanya, apakah dia sangup dicoba untuk ditusuk. Dia menyanggupinya. Joko Tingkir mendekatinya serta memasukkan sadak di dada Dadungawuk dada pecah dan mati. Perwira tamtama yang ada di depan diperintahkan menusuknya dengan keris. Mayat Dadungawuk luka berat disekujur tubuhnya. Hal itu didengar oleh raja. Beliau marah sekali. Joko Tingkir diusir dari negara Demak.


Midering rat angelangut, lelana njajah negari. Joko Tingkir sangat kecewa mengingat kelakuan sendiri. Di Gunung Kendeng, Joko Tingkir bertemu dengan Ki Ageng Butuh. Beliau lantas mengajarkan pendadaran dengan mawas diri.


Pusaka Ki Ageng Mangir bernama Tombak Kyai Baru Klinthing. Naga Baru Klinthing menjulurkan lidah mengintari gunung Telamaya, sebelah gunung Merbabu. Potongan lidah berubah menjadi pusaka tombak Kyai Baru Klinthing.


Tapa ngeli dilakukan Joko Tingkir. Dari hulu gunung Merbabu Joko Tingkir mesu budi. Kali Serang mengalir dari Hulu gunung merbabu melewati Tengaran, Sudukan, Karanggede, Wonosegoro, Purwodadi, Kudus, Demak, Jepara. Berakhir di hilir pantai Kedung malang Jepara. Perjalanan Joko Tingkir lewat Kali Serang atas saran Ki Ageng Banyubiru.


Lereng gunung Merbabu Kota Salatiga menjadi tempat gemblengan pribadi Joko Tingkir. Dengan tujuan mendapat drajat pangkat semat, wirya arta winasis, guna kaya purun. Cerita masa silam bagi Prabowo Subianto penuh dengan makna. 


Gunung Merbabu dianggap sebagai ibu yang menaungi bumi pertiwi. Gunung Merapi dipercaya sebagai bapak yang menjunjung derajat. Kedua gunung ini diasuh oleh gunung bibi. Kepercayaan Jawa itu diwujudkan dalam bentuk bangunan Pesanggrahan. Maka Karaton Surakarta Hadiningrat menghormati dengan membangun Pesanggrahan di kawasan pegunungan.


Pesanggrahan Deles di Kemalang Klaten, selatan Merapi. Pesanggrahan Pracimaharja di Paras Boyolali, sebelah timur gunung Bibi. Gunung Merbabu mendapat pengawalan Pesanggrahan Ngeksipura, Madisita dan Indramarta.


Alam yang indah permai bikin pesona hati Prabowo Subianto. Logika etika estetika, cipta rasa karsa berjalan beriringan. 


Dengan membangun Pesanggrahan itu, gagasan besar Joko Tingkir untuk mewujudkan peradaban besar. berlanjut terus. Kraton Pajang, Mataram dan Surakarta Hadiningrat selalu mewariskan seni edi peni, budaya adi luhung. Kali Serang berhulu dari Gunung Merbabu. Setelah leleku di puncak gunung Merbabu, Joko Tingkir mendapat dhawuh dari Ki Ageng Banyubiru. Sepanjang aliran Kali Serayu, Joko Tingkir melakukan tapa ngeli.


Leluhur Prabowo Subianto tahan terhadap segala cobaan. Pelajaran yang baik bagi hidup. Dari Tengaran Joko Tingkir tapa ngeli sampai Kerajaan Demak Bintara. Kali Serang menjadi tempat penggemblengan diri, agar menjadi manusia unggul ulung. Sebagai sarana pengabdian buat sesama. Joko Tingkir merupakan teladan bagi segala warga bangsa.


Lelaku Joko Tingkir penuh patuladhan. Cocok untuk sarana pengabdian pada bangsa negara. Prabowo Subianto amat paham labuh labet para leluhur. 


Jarwa nendra nata agung ing Mandura. 

Rukun tresna legawa darma bakti marang praja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal Usul Leluhur Prabowo Subianto

SUGENG RIYADI IDUL FITRI.

Macapat Mahargya Dr Sudarmaji M.Pd.