Rumah Budaya Wijaya Tungtung Pait Cityland meriahkan Idul Adha dengan Kurban dan Jathilan

 Rumah Budaya Wijaya Tungtung Pait Cityland meriahkan Idul Adha dengan Kurban dan Jathilan 



Oleh : Dr HR Wijaya M.Si


Istimewa sekali. Peringatan hari raya Idul Adha 2023 kali sungguh meriah. Acara budaya menyertai praktek beragama. Inilah wujud akulturasi kebudayaan yang menjunjung tinggi nilai Bhinneka Tunggal Ika.


Seekor sapi dipersembahkan kepada masyarakat sekitar Tungtung Pait Kutoarjo Purworejo, Jawa Tengah. Gema takbir berkumandang di awang awang. Idul kurban meniru amal shaleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Risalah kenabian dilanjutkan oleh pengasuh rumah budaya Wijaya Tungtung Pait Cityland secara kreatif dan inovatif.


Masyarakat berpartisipasi aktif. Mulai dari membersihkan tempat, mengasah pisau, menuntun lembu, membawa wadah daging. Guyub rukun bersatu padu. Ibu ibu sibuk masak di dapur. Kerja sukarela dengan gegap gempita. Lila lan legawa kanggo mulyane negara.


Daging kurban dibagi secara adil dan merata. Kawula alit ndherek gumuyu. Setahun sekali menikmati lezatnya daging sapi yang dimasak menjadi sate, gule, rendang dan pindang. Dhahar eca lenggah sekeca.


Jelas sekali kontribusi rumah budaya Wijaya Tungtung Pait Cityland. Kono kene kono kene, gotong royong nyambut gawe. Kebersamaan, kemitraan dan keterbukaan menciptakan suasana ayem tentrem aman damai.


Dr HR Wijaya M.Si, dosen UIN Raden Patah Palembang benar benar ajur ajer. Mancala putra, mancala putri. Teguh dalam berprinsip, luwes dalam penampilan. Komunitas seni budaya yang tergabung dalam Paguyuban Trah Kerajaan Majapahit memberi gelar kehormatan Sinuwun Prabu Brawijaya VII. Gelar budaya ini sebagai bentuk pengabdian. Yakni mengembangkan kebudayaan nusantara, demi memperkokoh jatidiri bangsa.


Untuk itu pada hari Sabtu, 1 Juli 2023 diselenggarakan pentas seni jaran kepang. Pagelaran kesenian kuda lumping begitu populer. Rakyat berduyun duyun. Mereka hadir karena rindu seni. Selama masa pandemi covid sejak 17 Maret 2020, kegiatan seni praktis berhenti total. Inisiatif pementasan seni Jathilan ini ibarat embun penyejuk. Rumah budaya Wijaya Tungtung Pait Cityland pelopor pengembangan seni.


Kuda kepang selalu menampilkan pangeram eram. Yakni peristiwa ndadi. Pemain bergerak dengan di luar kesadaran. Ada yang makan beling atau kaca. Ada yang berjalan menerobos nyala api. Tentu disertai dengan ilmu tenaga dalam. Ilmu mistik kejawen ini mengundang penasaran dan decak kagum.


Berkat keahlian sesepuh paguyuban seni, peristiwa ndadi itu bisa diatasi. Tentu saja ilmu kasepuhan dianggap lebih tinggi. Dr HR Wijaya M.Si dilibatkan dalam pementasan. Dengan berbusana khas kejawen klasik. Tampak aura wibawa.


Akulturasi budaya yang dipelopori rumah budaya Wijaya Tungtung Pait Cityland perlu didukung. Pemerintah dan masyarakat pasti mendapatkan pencerahan. Seni budaya merupakan pelita yang senantiasa menyala. Nyala yang terus terang dan terang terus.


Kabupaten Purworejo Jawa Tengah beruntung sekali. Untung yang berlipat ganda. Pelestarian budaya bersamaan dengan amal ibadah agama. Terbukti butir butir kearifan lokal bertaburan di bumi pertiwi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal Usul Leluhur Prabowo Subianto

SUGENG RIYADI IDUL FITRI.

Macapat Mahargya Dr Sudarmaji M.Pd.