SANGGAR SENI LOKA BUDAYA JEPARA

SANGGAR SENI LOKA BUDAYA JEPARA 




Oleh : Dr. Purwadi, M.Hum; Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara LOKANTARA, hp. 087864404347


A. Pelatihan Seni Budaya. 


KRT Bambang Hadipuro dan KMT Susanti Purwaningrum mendirikan sanggar seni Loka Budaya. Bertempat di Joglo Hadipuran, Sukodono Tahunan Jepara. Jadwal pelatihan seni budaya dilakukan dengan tertib dan menyenangkan. 


Siswa dan pemuda berlatih seni karawitan. Lagu aja dipleroki, prau layar, mari kangen berkumandang. Terdengar pula lagu Identitas Jawa Tengah karya Ki Nartosabdo. Merdu dan berwibawa saat lagu itu dinyanyikan. 


Tari gambyong dipentaskan dengan iringan gamelan langsung. Alumni ISI Surakarta diberi kesempatan untuk pentas. Gerak lemah gemulai begitu memukau. Sanggar seni Loka Budaya bergandengan tangan dengan tenaga ahli profesional. 


Pedalangan berkembang dengan menghadirkan pelatih dari Universitas Negeri Yogyakarta. Pernah binaan sanggar seni Loka Budaya menampilkan 7 dalang. Malah pentas pula dalang wanita. Tentu peristiwa seni memberi rasa bangga. 


Karya besar yang dihasilkan sanggar seni Loka Budaya memberi kontribusi bagi masyarakat, bangsa dan negara. Tim handal berasal dari perguruan tinggi terkemuka. Seperti alumni UGM, ITB, ISI Surakarta, ISI Yogyakarta, UNY, UNS, Undip, Unesa dan UIN. Praktisi seni juga kerap hadir. Keberadaan Sanggar seni Loka Budaya makin mapan kokoh. 



Loka Budaya bergandengan tangan dengan Lembaga Olah Kajian Nusantara LOKANTARA dan Paguyuban Kawula Karaton Surakarta Hadiningrat. Pada saat yang bersamaan selalu melakukan kegiatan bersama. Jadilah tenaga dan gagasan yang sinergis. Lila lan legawa kanggo mulyane negara. 


Pengembangan wayang wong merupakan kegiatan mulia. Pentas wayang wong di Joglo Hadipuran Jepara untuk memperkokoh jatidiri bangsa. Dengan iringan gamelan pelajar dan pemuda. Ini wujud pelestarian seni budaya. 


Tiap hari Sabtu Kliwon Lembaga Olah Kajian Nusantara LOKANTARA cabang Kabupaten Jepara melakukan gelar seni dan sarasehan budaya. Meliputi seni karawitan, tembang dolanan, macapat, pedalangan, tari, hadrah, samroh, kethoprak dan wayang wong. Pendidikan karakter dilakukan dengan mengkaji butir butir kearifan lokal. 


Acara gelar seni dan sarasehan budaya dilakukan tanggal 29 Januari 2022. Bertempat di Joglo Hadipuran Sukodono Tahunan Jepara. Kali ini peserta pentas berasal dari siswa pelajar. Mereka adalah generasi muda yang siap melestarikan warisan luhur nenek moyang. 


Untuk itu jasa Pangeran Hadlirin perlu diketahui oleh generasi muda. 

Pendiri Kabupaten Jepara adalah Kanjeng Ratu Kalinyamat. Suaminya seorang pengusaha tangguh utuh sepuh. Beliau bernama Pangeran Hadlirin yang murah dan ramah. 


Jasa dan perjuangan patut dikenang sepanjang jaman. Kanjeng Ratu Kalinyamat Berguru pada Syekh Siti Jenar. Kawruh satataning panembahan jati dipelajari demi mengetahui hakikat hidup. Pendiri Kabupaten Jepara ini adalah putri Sultan Trenggana raja Demak yang ayu pinter apikan. 


Syekh Siti Jenar merupakan ahli ilmu Kejawen pada jaman Kerajaan Demak Bintara. Ajaran kawruh kasampurnan ini diwariskan secara turun tumurun. Dengan harapan tiap insan mengerti sangkan paraning dumadi. 


Dalam khazanah sejarah peradaban Jawa, ajaran Syekh Siti Jenar disebut manunggaling Kawula Gusti. Dimulai dengan penghayatan sembah raga, sembah cipta, sembah jiwa, sembah rasa. Yakni jabaran konsep syariat tarikat hakikat makrifat. Pada masa kerajaan Majapahit dikenal adanya kama artha darma muksa. 


Pada tanggal 29 Januari 2022 diadakan diskusi tentang sejarah Syekh Siti Jenar. KRAT Edi Basuki Montro Suwiryo Hadinagoro dan Suryo Sumpeno Hadi datang Joglo Hadipuran, Sukodono Tahunan Jepara. KRT Bambang Hadipuro selaku tuan rumah tiap Sabtu Kliwon membuat acara sarasehan seni budaya. Demi nguri uri budaya Jawi, agar tetap rahayu lestari. 


Berangkat dari rumah Pak Sidik dan Bu Yusi Surakarta. Lantas berjalan melintasi Sragen, Karanganyar, Boyolali, Grobogan, Kudus dan Jepara. Sepanjang jalan diskusi tentang peradaban raja dan pujangga Jawa. Sampai di lokasi Joglo Hadipuran pukul 23:00, Jumat 28 Januari 2022. Wadya bala Paguyuban Loka Budaya yang dipimpin KRT Bambang Hadipuro sudah siap sedia. 


Tembang macapat yang merekam dialog tingkat tinggi dibahas. Wejangan Sunan Bonang berisi tentang kawruh satataning panembahan jati. Disampaikan kepada Sunan Kalijaga dan Syekh Siti Jenar. Murid Sunan Bonang ini mewarnai pemikiran Kejawen. Diikuti oleh penghayat dari perkotaan, pedesaan dan pegunungan. Sekar dhandhanggula memuat ajaran lengkap. 


Tema seni budaya yang dikembangkan oleh Sanggar seni Loka Budaya berhubungan dengan kesadaran historis. Maka diskusi selalu mengambil tokoh sejarah. Dalam konteks lingkungan, warga sanggar seni Loka Budaya senantiasa melibatkan potensi lokal. Tokoh desa diajak untuk maju dengan basis kultural. Desa Sukodono Tahunan Jepara yang menjadi markas Sanggar seni Loka Budaya menjadi wahana yang menarik. 


KRT Bambang Hadipuro dan KMT Susanti Purwaningrum ibarat orang tua asuh bagi Sanggar Loka Budaya. Beliau berdua siap untuk momong momor momot. 


B. Kebudayaan Pesisir. 


Wilayah Jepara sejak dulu memang sentral pengembangan budaya pesisir. Pelayaran, pelabuhan, perikanan dan perdagangan berjalan gancar lancar. Maju bersama daerah Lamongan, Tuban, Rembang, Pati, Demak, Semarang, Kendal, Pekalongan, Tegal. Budaya pesisir dengan ciri khas yang atraktif dinamis. 


Sanggar seni Loka Budaya yang bernaung dalam lembaga Lokantara berkegiatan terus. KRT Bambang Hadipuro mengusahakan fasilitas yang memadai. Rumah joglo dengan arsitektur gaya Majapahit tampak megah mewah indah gagah. Anak muda giat berkesenian. 


Pada suatu saat juga disajikan pelatihan tembang dhandhanggula. Naskah diambil dari Babad Demak. Berisi tentang wejangan Kanjeng Sunan Bonang kepada Sunan Kalijaga dan Syekh Siti Jenar. Orang hebat ini mewariskan peradaban yang unggul agung dan anggun. 


Dhandhanggula


Sunan Kalijaga manabda ris,

heh Sitibang sun ringkes kewala,

keh padudon tanpa gawe,

mung roro wasitengsun,

lah rasakna salah sawiji,

urip lawan palastra,

ywa angro karepmu,

tangap Pangeran Sitibang,

pindo gawe sun tan arsa pinrih mati,

ngekehken duka cipta.


Ingsun pilih urip kang tan mati,

dadi langgeng nora iki ika,

nging sakarsa ningsun dewe,

tan susah wali ratu,

kang ngulihken mring alam urip,

kaya dudu uliya,

ndadak njaluk tulung,

mring samaning manungsa,

yen Sitibang tan suwe amamrih urip,

lah mara waspadakna.


Ingsun mulih pribadi ing urip,

Sunan Bonang sumambung wacana,

Jenar paran pratingkahe,

denyarsa murweng idhup,

caritakna patrape kaki,

mesem sang Siti Jenar,

apa sira tan wruh,

layak karasan neng dunya,

yen Sitibang tan kewran murweng kajatin,

sun lantih saben dina.


Piyarsakna kabeh para wali,

sun wartani trapeng murweng gesang,

saking maul khayat wite,

ya tirta kamandanu,

ya we marta ya banyu urip,

jejere mung sajuga,

gya pinara telu,

telu nulya pinra sanga,

nging kang dhingin kudu wruh purbaning urip,

dwi wruh kodrating gesang.


Dyan awiwit nutup banyu urip,

kang tri warna bareng pinepetan,

pandulu lan pamyarsane,

katelune pangambu,

awit iku purbaning budi,

budaya panca driya,

wus kerut karacut,

kukut mring telenging nala,

duk wus golong gumeleng dadya sawiji,

jumeneng Suksma Mulya.


Patitise rasakna pribadi,

lamun sira kabeh nora tampa,

wali mentah tanpa gawe,

yen sira yun sumurup,

kawasane kang banyu urip,

yeku jantuning angga,

marmanta ragamu,

adarbe rasa pangrasa,

lan maninge daging mentah nora bacin,

wit saking maul khayat.


Ngaweruhi jatine yen apti,

mepet ponang kang tirta nirmala,

andadak mangsa arane,

gampang angel puniku,

gampangira lamun wus uning,

patrap traping pangangkah,

angracut myang ngukut,

kumpuling kang sangkan paran,

iya aran lakuning tanajul tarki,

kenaning kene kana.


Keselarasan historis yang diutarakan tembang dhandhanggula itu deskripsi kearifan lokal. Ajaran Wali Sanga berguna untuk membentuk karakter yang mulia. 


Pengkajian seni budaya daerah demi memperkokoh jatidiri budaya bangsa. Salah satunya dengan menghormati jasa para pahlawan. Perjuangan Pangeran Hadlirin merupakan bukti nyata halusnya peradaban. 


Putri Sultan Demak Bintara bernama Kanjeng Ratu Kalinyamat. Bersuami Pangeran Hadlirin yang berjuang untuk kejayaan Kasultanan Demak Bintara. Jasa dan perjuangan amat besar. 


Ajaran Syekh Siti Jenar diteruskan oleh Kanjeng Ratu Kalinyamat. Bupati pertama Jepara ini terkenal karena rajin bertapa. Kisahnya ditulis dalam serat Babad Tanah Jawi. 


Sarasehan historis di Sanggar Loka Budaya diikuti alumni UGM, ITB, UNY, ISI Yogyakarta, ISI Surakarta, UNS, Unesa, Undip. Wajar saja materi dan wacana diskusi yang dipimpin oleh KMT Susanti Purwaningrum ini selalu berisi tema berbobot. 


C. Tembang Sebagai Sarana Narasi Historis. 


Metrum tembang macapat terikat guru lagu, guru wilangan, guru gatra. Puisi Jawa ini hadir dengan irama yang merdu. Sanggar seni Loka Budaya memberi contoh pelatihan tembang pangkur laras pelog pathet nem. 


Pangkur 


Nimas Ratu Kalinyamat, 

Tilar wisma sumengka angganing wukir, 

Tapa wuda sinjang rambut, 

Neng gunung Danaraja, 

Apratignya tan arsa tapihan ingsun, 

Yen tan antuk adiling Hyang, 

Patine sedulur mami. 


Contoh tembang pangkur ini berisi tentang kisah Kanjeng Ratu Kalinyamat. Sumare di Mantingan Sukodono Tahunan Jepara. Bersama dengan Pangeran Hadlirin, keduanya sangat dihormati dalam lintasan sejarah. Ternyata kesadaran historis dapat disajikan dalam bentuk narasi tembang. 


Putri Sultan Trenggana, Kanjeng Ratu Kalinyamat berguru pada Sunan Kalijaga dan Syekh Siti Jenar. Bersama dengan Pangeran Hadlirin berjuang untuk menegakkan nilai kebenaran dan keadilan. 


Sunan Kalijaga bersabda manis,

heh Sitibang aku singkat saja,

banyak berselisih tidak ada guna,

hanya dua hal kata-kata dariku,

pilihlah salah satu,

hidup atau mati,

jangan bimbang hatimu,

mengertilah Pangeran Sitibang,

sia-sia saya tidak mau disuruh mati,

hanya memunculkan duka cita.


Saya pilih hidup yang tidak mati,

jadi abadi tidak mau ini dan itu,

tetapi menurut keinginan saya sendiri,

tidak perlu menjadi wali atau raja,

yang memberi kehidupan,

seperti bukan pemimpin,

harus mencari pertolongan,

kepada sesama manusia,

jika Sitibang tidak lama mencari hidup,

lihatlah saat ini.


Saya kembali sendiri ke alam hidup,

Sunan Bonang menjawab,

Jenar bagaimana caranya,

kamu hendak mulai hidup,

kisahkan caranya,

tersenyum Sitijenar,

apakah engkau tidak tahu,

wajar engkau senang di dunia,

kalau Sitibang tidak sukar kembali ke alam nyata,

setiap hari saya berlatih.


Dengarkanlah hai para wali,

saya kisahkan cara memulai hidup,

asalnya dari maul khayat, air penghidupan, 

yaitu air kamandanu,

atau air penghidupan,

hakekatnya hanya satu, 

kemudian dibagi tiga,

tiga kemudian dibagi sembilan,

tetapi yang terpenting harus mengetahui hakekat hidup,

kedua tahu kodrat kehidupan.


Sehingga harus menutup air penghidupan,

yang tiga warna harus ditutup bersamaan,

penglihatan dan pendengaran, 

ketiga penciuman,

karena itulah hakekat budi,

budaya panca indria,

telah ikut terpikat terbebaskan,

terbawa sampai ke pusat hati,

sewaktu terkumpul membulat jadi satu,

jadilah Suksma mulia.


Tepatnya rasakan sendiri,

kalau semua tidak kau ketahui,

wali mentah tanpa arti,

kalau engkau hendak mengetahui,

kekuasaan air penghidupan,

yaitu kelengkapan badan,

terhadap badanmu,

karena itu punya rasa perasaan,

dan lagi daging mentah tidak busuk, 

karena maul khayat.


Jika ingin tahu hakekat kenyataan

tutuplah air bening tersebut,

tidak terlalu sulit,

mudah dan sulit itu,

mudah jika sudah tahu,

pentrapan tujuan,

membongkar dan mengumpulkan,

bersatunya asal dan tujuan

yang bernama turun naiknya kehidupan, tanajul tarki, cokro manggilingan hidup manusia, 

yang dapat diterapkan di segala tempat.


Hari Sabtu Kliwon tgl 29 Januari 2022 menjadi sejarah peradaban. Joglo Hadipuran Sukodono Tahunan Jepara tempat pelestarian ilmu kasampurnan. Sesuai dengan falsafah ilmu iku kelakone kanthi laku.


Kanjeng Ratu Kalinyamat putri Sultan Trenggana adalah pewaris ajaran Syekh Siti Jenar. Bersama dengan Pangeran Hadlirin berdarma bakti buat ibu pertiwi. Penguasa dan Pengusaha Kasultanan Demak Bintara membantu Joko Tingkir mendirikan Kerajaan Pajang tanggal 24 Juli 1546.


Syekh Siti Jenar guru yang berpengaruh di Tanah Jawa. Ratu Kalinyamat penyebar ajaran ilmu kasampurnan di kawasan pesisir.


Pangeran Hadlirin, suami Ratu Kalinyamat seorang pengusaha sukses yang berjasa besar terhadap masyarakat pesisir. Mantu Sultan Trenggana dari Aceh ini selalu menyumbang kekayaan buat kejayaan bangsa.


Sarasehan seni budaya menambah wawasan. Pengetahuan tentang masa silam memang perlu. Lembaga Olah Kajian Nusantara LOKANTARA cabang Jepara giat bekerja. Didukung oleh Loka Budaya, seni edi peni semakin hidup.


Warga Loka Budaya sebagian aktif dalam Paguyuban Kawula Karaton Surakarta Hadiningrat atau Pakasa. Rum kuncaraning bangsa dumunung ing luhuring budaya. Sesanti ini dihayati sebagai sarana untuk mewujudkan ketentraman lahir batin. Kegiatan ini wujud kontribusi buat pengembangan kebudayaan nasional.


Wayang wong di Jepara berkembang sesuai dengan perkembangan jaman. Loka Budaya sebagai sarana untuk berlatih bagi pelajar dan pemuda. Wayang wong berguna untuk membina pendidikan budi pekerti luhur.


Sanggar seni Loka Budaya merupakan wadah pelestarian karya anak bangsa. Bersama dengan Pemerintah Kabupaten Jepara dan masyarakat, Sanggar seni Loka Budaya terus berkiprah. KRT Bambang Hadipuro dan KMT Susanti Purwaningrum pelopor kebudayaan. Lumrah saja kalau dukungan terus mengalir.



Tempat nyaman, jadwal tertib, pelatih mumpuni, peserta disiplin, materi berbobot. Sanggar seni Loka Budaya yang beralamat di Sukodono Tahunan Jepara memberi kontribusi buat pelestarian budaya bangsa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal Usul Leluhur Prabowo Subianto

SUGENG RIYADI IDUL FITRI.

Macapat Mahargya Dr Sudarmaji M.Pd.