MENEJEMEN KEHUTANAN AMANGKURAT

 MENEJEMEN KEHUTANAN AMANGKURAT 


Oleh Dr Purwadi, M.Hum. 
Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara LOKANTARA, 
Hp 087864404347 


A. HUTAN JATI 

1. Jati bang.

Sri Susuhunan Amangkurat Agung raja Mataram 1645-1677 memberi contoh sukses. Misalnya dalam pengelolaan jati bang. Kayu jati ini keras, halus dan nglenga atau berminyak. Sebagai bahan bangunan akan menjadi awet dan kokoh. Pemilik mendapat belas kasih dari sesama. Amangkurat berusaha untuk memilih kayu jati yang baik. 


2. Jati kembang.

Gunung Kendheng merupakan hutan binaan Amangkurat sejak jaman Ki Ageng Penjawi. Contohnya mengelola jati kembang. Jenis jati kembang memiliki urat seperti ukiran kembang. Berwarna kecoklat coklatan. Cocok untuk hiasan bangunan. Akan tampak lebih indah. Pemilik lancar usaha.


3. Jati sungu.

Leluhur Amangkurat berasal dari Pati yang ahli tentang kayu jati. Misalnya jati sungu berwarna hitam. Wujudnya mirip sungu atau tanduk. Bisa memperindah rupa bangunan. Pemilik mendapatkan pekerjaan yang terhormat.


4. Jati kapur.

Kanjeng Ratu Waskitha Jawi adalah nenek Amangkurat yang punya usaha mebel. Ahli mengolah jati kapur. Jati kapur batangnya lunak. Serabut atau uratnya kasar. Berwarna keputihan putihan. Cocok untuk bangunan yang berhawa panas dan tanahnya gersang. Pemilik memiliki kesabaran tinggi.


5. Jati uger uger.

Adipati Pragola Bupati Pati merupakan kakek Amangkurat yang mahir tentang jenis kayu jati. Contoh kayu jati yang berasal dari batang pohon yang bercabang rangkap. Cocok untuk membuat pintu kori, pintu cepuri, pintu regol. Agar masyarakat mendapat kedamaian dan ketentraman.


6. Jati traju mas.

Permaisuri panembahan Senapati berasal dari Pati, yang merupakan daerah sentra jati. Misalnya jati mas. Kayu jati yang bercabang tiga. Cocok untuk bangunan molo, blandar, pangeret. Pemilik akan mendapat harta berlimpah, rejeki mbanyu mili.


7. Jati Pandawa.

Kayu jati pandawa disukai oleh Ki Ageng Penjawi, leluhur Amangkurat. Teliti milih jati. Misalnya jati pandawa. Jati bercabang lima lambang kekompakan. Cocok sebagai bahan soko guru atau tiang utama. Tekad pendawa lima memperkokoh tali persaudaraan.


8. Jati Mulo.

Saat di Blora Amangkurat belajar jenis jati mulo. Jati ini berasal dari lingkungan berair dan berhawa lembab. Kayu jati mulo untuk tiang penyangga. Pemilik akan bersemangat kerja. Cita cita luhur terlaksana.


9. Jati tunjung.

Bangunan sitinggil Mataram diambil dari kayu jati jenis tunjung. Amangkurat sudah berkonsultasi dengan mantri alas. 

Kayu jati yang menjadi susuh manuk. Terutama sarang burung elang. Pemilik akan naik pangkat, punya derajat. Status sosial lebih terpandang.


10. Jati gedong.

Bale pangrawit Mataram dibangun Amangkurat dengan kayu jati gedong. 

Jati yang berurat melingkar kokoh indah. Berguna untuk bahan papan, alamari, gebyok. Pemilik akan dikagumi lingkungan sekitar.


11. Jati gedam.

Bangsal smarakata Mataram dibangun Amangkurat dengan jenis kayu jati gedam. Jati yang dihingapi hewan iber iberan. Cocok untuk bahan perkakas rumah. Meja kursi, dipan, dingklik. Pemilik akan punya pengikut yang patuh.


12. Jati monggang.

Sasana andrawina Mataram dibangun Amangkurat dengan jenis kayu jati monggang. Kayu jati yang tumbuh di gumuk atau onggokan tanah yang tinggi. Cocok untuk membuat gardu, Pesanggrahan, rumah peristirahatan. Pemilik punya jiwa ramah pemurah, luwes bergaul.


13. Jati gendhong.

Bale anggun angun Mataram dibangun Amangkurat dengan jenis kayu jati gendhong. Jati yang tumbuh di tanah pekarangan. Cocok untuk bahan mainan anak. Perkakas buat momong balita. Pemilik menjadi pribadi yang menyenangkan.


14. Jati gedheg.

Sasana putra Mataram dibangun Amangkurat dengan jenis kayu jati gedheg. Kayu jati yang punya gembolo atau bagian yang menonjol. Cocok untuk dinding pembatas. Kadang kadang untuk tirai atau warana. Pemilik punya kepercayaan diri yang kuat.


15. Jati gadhu.

Paningrat Mataram dibangun Amangkurat dengan jenis kayu jati gadhu. 

Kayu jati ini punya tonjolan mirip gandhik atau pipisan. Cocok untuk pembuatan kandang ternak. Pemilik akan kaya dalam hal ingon ingon sapi, kebo, wedus, jaran. Kejayaan bertambah terus.


B. Sumber Daya Alam Gunung Kendheng. 


1. Unggulan Kayu.

Kayu jati gunung Kendheng berkualitas internasional. Penanaman kayu jati memerlukan waktu yang lama. Setidak tidaknya 50 tahun. Itu baru bisa dipanen. Hari raya tentu lebih baik.


2. Minyak tanah. 

Sumur yang mengalir di wilayah Cepu menjadi kekayaan berlimpah ruah. Karunia Tuhan yang diberikan kepada masyarakat Blora, Purwodadi, Pati, Rembang, Tuban, Lamongan, Ngawi, Bojonegoro amat besar.


3. Semen Gamping.

Amangkurat bekerja sama dengan investor internasional. 

Sepanjang gunung Sewu dan gunung Kendheng merupakan bahan untuk membuat semen. Bahkan sudah tersedia. Tinggal mengolah saja sudah menjadi barang mewah.


4. Padi Gogo.

Produk unggulan agrobis didukung oleh Amangkurat. 

Padi gogo ditanam di ladang yang kering. Tidak perlu air yang cukup. Padi gogo tumbuh subur di sekitar tanah tandus. Rasanya enak sekali. Mutu rasanya berkelas dunia.


5. Burung Perkutut.

Komoditas ekspor Mataram didukung adanya budi daya perkutut. Manuk kutut bersuara merdu, nyaring atau kung. Orang yang mendengar akan merasa tenang ayem tentrem. Burung perkutut sekitar gunung Kendheng sungguh memikat dan mahal harganya.


Kraton Mataram selalu punya uang kas surplus. Menejemen Amangkurat atas kehutanan memang jempolan. Batangan emas bertumpuk tumpukan. Kerajaan Mataram sangat makmur. Rakyat sejahtera lahir batin. Menejemen Amangkurat dalam bidang kehutanan dicatat dengan tinta emas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SARASEHAN PUSAKA BEDAYA KETAWANG

Macapat Mahargya Dr Sudarmaji M.Pd.

SUGENG RIYADI IDUL FITRI.