MASJID DEMAK INSPIRASI KEBIJAKAN AMANGKURAT

 MASJID DEMAK INSPIRASI KEBIJAKAN AMANGKURAT 




Oleh Dr Purwadi M.Hum. Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara LOKANTARA. Hp 087864404347 


1. Masjid Demak dikunjungi Amangkurat tahun 1645. Setelah upacara jumenengan raja Mataram. Kesempatan belajar sosiologi, antropologi, psikologi agama. Sumber inspirasi untuk membuat kebijakan yang baik. 


2. Amangkurat belajar sejarah. Masjid agung Demak berdiri bersamaan dengan lahirnya kasultanan Demak Bintoro tahun 1748. 


3. Keyakinan Amangkurat bahwa Raja Demak, Pajang dan Mataram menganggap masjid Demak sebagai pusaka agung. Karena dibangun oleh wali sanga. 


4. Wali Sanga dijadikan referensi Amangkurat. Saka guru atau tiang penyangga utama masjid agung Demak dibuat oleh Sunan Kalijaga, dengan mengumpulkan serpihan tatal. Kesaktian Sunan Kalijaga menakjubkan. Tatal-tatal yang berserakan dikumpulkan menjadi satu, lantas dianyam menjadi tiang bangunan yang kokoh. Saka guru atau tiang itu berdiri tegak sepanjang masa. 


5. Upacara di Masjid Demak dibiayai Amangkurat. Prosesi  upacara Grebeg Besaran di mulai setelah sholat Idul Adha yang diselenggarakan di Masjid Agung Demak. Arak arakan  dari Masjid Agung menuju pendopo Sasono Renggo lantas dilanjutkan tahlilan di cungkup kompleks makam Sunan Kalijaga. 


6. Bagi Amangkurat Masjid Demak bukan saja sebagai pusat ibadah, tetapi juga sebagai ajang pendidikan mengingat lembaga pendidikan pesantren pada masa awal ini belum menemukan bentuknya yang final. Masjid dan pesantren sesungguhnya merupakan center of excellence yang saling mendukung dan melengkapi dalam membentuk kepribadian muslim yang berakhlakul karimah, toleransi pada sesama dan mempunyai sikap saling menghormati.


7. Peradaban dilestarikan Amangkurat. Jaman kejayaan kraton Majapahit sesungguhnya tetap diteruskan oleh kraton Demak Bintara. Pusaka Majapahit juga tetap diuri uri oleh Demak Bintara. 


8. Pusaka leluhur dihormati Amangkurat. Gong Kyai Sekar Delima berkumandang saat perayaan Grebeg Mulud. Kyai Gunturmadu dan Guntursari ditabuh selama tujuh hari di Masjid Agung. 


9. Raden Patah atau Kanjeng Sultan Syah Alam Akbar Patah Jimbun Sirullah I. Sejak kecil sudah punya pengalaman mobilitas tinggi. Beliau termasuk pangeran dalam kategori kosmopolit. Teladan utama bagi Amangkurat. 


11. Pati Unus atau Pangeran Adipati Sabrang Lor atau Kanjeng Sultan Syah Alam Akbar Yunus Sirullah II.  Terkenal sebagai pelaut ulung. Mengarungi samudra hingga laut Merah Afrika. Beliau pelopor ketrampilan maritim. Inspirasi bagi Amangkurat. 


12. Sultan Trenggono atau Kanjeng Sultan Syah Alam Akbar Mahmud Rosid Sirullah III. Beliau seorang ilmuwan tangguh. Kitab tasawuf diterjemahkan dalam bahasa Jawa. Pemuda pemudi dikirim ke Turki dan bagdad. Amangkurat meneruskan kebijakan luhur. 


13. Sunan Prawoto atau Kanjeng Sultan Syah Alam Akbar Amirul Mukminin Sirullah IV. Berpengaruh di kalangan pesantren pesisir. Beliau mengajarkan kesalahan sosial. Suka lara lapa tapa brata di alas sukalila. Bahan renungan bagi Amangkurat. 


14. Ada pengusaha besar dari Aceh atau kerajaan Samudra Pasai. Dia adalah Pangeran Hadirin yang menikah dengan putri Sultan Trenggono, yaitu Kanjeng Ratu Kalinyamat. Pangeran Hadirin dan Ratu Kalinyamat menjadi orang yang kaya raya. Usahanya meliputi perdagangan, pelayaran, pelabuhan, pertukangan, perkebunan dan pertanian. Tokoh ini merupakan sponsor dan donatur Kasultanan Demak Bintoro. Jasanya sungguh besar. Amangkurat mendapat pelajaran. 


15. Begitulah prasapa Kanjeng Ratu Kalinyamat yang dihayati Amangkurat. Ratu Kalinyamat amat setia dengan suami. Berkat perjuangan pada rakyat, beliau dipercaya menjadi Bupati Jepara pertama. Ratu Kalinyamat juga mendidik Bupati Glagahwangi, Purbalingga, Wonosobo, Banjarnegara, Banyumas, Tegal, Batang, Kendal dan Madiun. Ratu Kalinyamat sponsor utama kepala daerah masa Kasultanan Demak Bintara. 


16. Kebudayaan Jawa dan Islam dikaji Amangkurat. Kitab tasawuf disusun dengan menggunakan metrum tembang macapat. Misalnya suluk Sunan Bonang, suluk sujinah, suluk Malang Sumirang, suluk Syekh Malaya suluk Tekawardi. Semua membahas ilmu makrifat. 


17. Perpaduan harmonis antara tasawuf Islam dengan ajaran Kejawen tersaji dalam cerita dewaruci. Di sana lantas dikenal adanya istilah Manunggaling kawula Gusti. Ungkapan ini mengandung pengertian teologis, sosiologis dan politis. Pemikiran yang lahir sejak jaman Kraton Demak Bintara ini amat dihormati Amangkurat sebagai bahan kebijakan. 


18. Wali Songo menyebarkan agama Islam selalu menggunakan wayang dan gamelan. Sunan Kalijogo menciptakan lakon wayang jimat Kalimo Sodo atau Kalimat Syahadat. Sunan Bonang membuat gending gangsaran, lancaran, ladrang, ketawang. Gending ini simbol syariat, tarikat, hakikat, makrifat. Tiap tahun Amangkurat melaksanakan upacara Grebeg Sekaten sebagai sarana kebudayaan. 


19. Ada pepatah bagus yang dihayati Amangkurat. Arab digarap Jawa digawa. Begitulah metode para wali dalam menyampaikan ajaran luhur. Pendukung utama Kerajaan Demak Bintoro yaitu Wali Songo. Masyarakat percaya bahwa Wali Songo termasuk orang yang memiliki daya linuwih. Wali Songo memang sakti mondroguno. Mereka disebut guru suci ing tanah Jawi. 


20. Guru bagi Amangkurat merupakan pelita kehidupan. Sunan Kalijogo di wilayah Demak. Terkenal sebagai guru suci ing tanah Jawi. Berpusat di Kadilangu. Tiap tahun Karaton Mataram mengutus untuk mengganti langse di makam Sunan Kalijaga. 


21. Kerajaan Mataram dipimpin Amangkurat semakin arum kuncoro, ngejayeng jagad raya. Raja Amangkurat berhasil mewujudkan negeri yang baldhatun thoyibatun warobun ghofur. Inspirasi Masjid Demak membuat Mataram tampil sebagai negeri panjang punjung pasir wukir, gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kata raharja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SARASEHAN PUSAKA BEDAYA KETAWANG

Macapat Mahargya Dr Sudarmaji M.Pd.

SUGENG RIYADI IDUL FITRI.