UPACARA LABUHAN HANDAYANINGRAT

UPACARA  LABUHAN  HANDAYANINGRAT




Oleh Dr Purwadi M.Hum.
Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara LOKANTARA. 
Hp 087864404347


A. Tata Cara Larapan Singep Payung. 


Adipati Sri Makurung Handayaningrat adalah bupati Pengging. Menikah dengan Ratu Pembayun, putri Prabu Brawijaya V raja Majapahit. 


Bagi Karaton Surakarta Hadiningrat, Trah Pengging dianggap sebagai leluhur yang sangat dihormati. Pernikahan Handayaningrat dengan Ratu Pembayun melahirkan tiga putra. Yaitu Kebo Kanigoro, Kebo Kenongo dan Lembu Amiluhur. 




Kebo Kenongo menurunkan Mas Karebet atau Joko Tingkir. Kelak pada tanggal 24 Juli 1546 dinobatkan sebagai raja Pajang. Bergelar Sultan Hadiwijaya Kamidil Panetep Panatagama Syah Alam Akbar. 


Kerajaan Pajang dilanjutkan Kerajaan Mataram tahun 1582. Panembahan Senapati merupakan anak angkat Sultan Hadiwijaya. Maka diberi nama Danang Sutawijaya. 


Ibukota Kraton Mataram dari Kotagedhe lalu pindah ke Kerta, Plered, Kartasura dan Surakarta. Pada tanggal 17 Sura 1745 Sinuwun Paku Buwana II mendirikan Istana di Sala. Dengan nama Karaton Surakarta Hadiningrat. 




Jelas sekali bahwa Karaton Surakarta Hadiningrat merupakan penerus Kerajaan Majapahit, Demak, Pajang dan Mataram. Oleh sebab itu pada tanggal 18 Sura 2021 dilakukan wilujengan ganti singep dan payung. Berada di Pajimatan Sri Makurung Handayaningrat. Letaknya di Pengging Banyudono Boyolali. 


Paguyuban kawula abdi dalem Karaton Surakarta Hadiningrat atau Pakasa cabang Boyolali mengatur jalannya upacara. KRT Teguh Hadinagoro selaku ketua Pakasa Boyolali menata tata cara sesuai dengan paugeran. 




Pengageng Sasana Wilapa  dan ketua Lembaga Dewan Adat Karaton Surakarta hadir memimpin upacara. GKR Dra Wandansari Koes Moertiyah M.Pd memberi perintah pada abdi dalem purwa kinanthi untuk menyiapkan perlengkapan sesaji. Abdi dalem ulama memimpin doa. Agar Trah Pengging selalu mendapat kemuliaan. 


B. Labuhan di Parangkusumo


Uba rampe sesaji terdiri dari pisang raja, jajan pasar, ketan biru. Terlebih dulu diberi doa oleh abdi dalem ulama.. 




KGPH Mangkubumi putra mahkota Kraton Surakarta berkenan hadir. Duduk bersebelahan dengan sentana. Berjajar jajar lenggah di pendopo Parangkusumo. Tepat 10 m dengan lokasi cepuri.


Abdi dalem berbusana Jawa jangkep. Blangkon, beskap, nyamping, samir, sabuk epek, stagen. Berdoa khusuk agar segala panuwunan terkabul. Duduk lesehan menghadap sesaji dan dupa.


Barang yang dilabuh adalah singep dan payung. Segera diusung menuju pantai. Berbentuk kotak putih, tertata rapi. Abdi dalem mengusung singep dan payung. Diarak dengan dzikir dan sholawat yang berkumandang.


Jarak kira kira 200 m menuju pantai. Abdi dalem berjalan rapi tertib. Sepanjang jalan berdoa. Disertai dengan asap dupa yang diobong.




Hari itu Parangkusumo memang istimewa. 20 Sura atau 28 Agustus 2021 jam 10 pagi hujan rintik rintik membasahi tanah. Hawa jadi sejuk. Mendung di langit seolah olah mendukung jalannya ritual Labuhan.


Barang perlengkapan Sri Makurung Handayaningrat, Kanjeng Ratu Pembayun dan Lembu Amiluhur dibawa ke tepi pantai Parangkusumo. Doa yang menyertai selama 10 menit. Rombongan Karaton Surakarta Hadiningrat menghadap ke samudra Selatan. Mohon doa restu kepada Kanjeng Ratu Kencana Sari. Orang menyebut nama Kanjeng Ratu Kidul.


Upacara Labuhan singep songsong berlangsung lancar. Muka berseri seri. Kebanyakan peserta ini berasal dari Boyolali. Busana pating gelebyar tampak indah. Tepat pukul 11.30 acara rampung.




   Peserta Labuhan istirahat di bangsal  palereman. Makan siang dengan sega liwet lawuh telur ayam suwir. Segelas teh hangat menambah daya tenaga. Angin sumilir berhembus dari laut selatan ke bumi Mataram. Secercah memberi harapan pada masa depan yang lebih gemilang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal Usul Leluhur Prabowo Subianto

SUGENG RIYADI IDUL FITRI.

Macapat Mahargya Dr Sudarmaji M.Pd.