GKR SEKAR KENCONO PENGAGENG MANDRA BUDAYA KARATON SURAKARTA

 GKR SEKAR KENCONO PENGAGENG MANDRA BUDAYA KARATON SURAKARTA. 



Oleh: Dr Purwadi M.Hum

Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara  LOKANTARA. 
HP 087864404347 


A. Putri Raja Karaton Surakarta Hadiningrat.


GKR Sekar Kencono menjabat sebagai pengageng Mandra Budaya. Dalam struktur organisasi Karaton Surakarta Hadiningrat bertugas untuk mengurus bidang kebudayaan. 


Tugas eksekutif Kraton Surakarta dilaksanakan dengan penuh dedikasi. Untuk itu perlu kecakapan dan pengalaman. GKR Sekar Kencono terlalu mumpuni untuk mengemban tugas utama. 




Tiba tiba ada berita yang membuat kaget. Putri raja Karaton Surakarta Hadiningrat surut ing kasedan jati, manjing ing tepet suci. Beliau wafat pada hari Kamis Kliwon, 5 Nopember 2020. Namanya Gusti Kanjeng Ratu Sekar Kencono. 


Putri Sinuwun Paku Buwono XII ini, saat muda punya asma Timur GRAy Koes Handariyah. Ingkang ibu asma Kanjeng Ratu Ageng Pradoponingrum. Di kalangan abdi dalem dikenal sebagai priyagung yang ramah tamah. 


Saudara seayah seibu berjumlah 10 jiwa. KGPH Hangabehi bergelar Sinuwun Paku Buwono XIII. Selanjutnya GKR Galuh Kencono , GKR Sekar Kencono, KGPH Kusumoyudo, GKR Retno Dumilah, KGPH Puger, KGPH Madukusumo, KGPH Benowo, GKR Wandansari, GKR Ayu Koes Indriyah. Mereka dididik untuk berdarma bakti pada Karaton sesuai dengan paugeran. 


Nambut silahing akrami. Adapun suami GKR Sekar Kencono bernama KPH Himbokusumo. Telah wafat tahun 1999. Pernikahan ini membuahkan seorang putra. Namanya BRM Parikesit Suryo Roseno. KRMH Suryo Manikmoyo, yang menikah dengan RAy Norma Endah Budiarti. Ketiga cucunya yaitu RAj Koes Rostiyah Nareswari Tunjung Ayu, Koes Menika Syafira Kusumaning Ayu, RM Arya Damar Suryo Rasendriyo.


Sambang sambung di antara kerabat Karaton. Putra putri Sinuwun Paku Buwono XII berjumlah 35. Garwa dalem 6 orang. Penerus Kerajaan Mataram ini tetap bertugas melestarikan seni edi peni, budaya adi luhung. Rum kuncaraning Bangsa dumunung ing luhuring budaya. Mereka selalu setya rumeksa sarasa.


Tempat GKR Sekar Kencono wafat di Pesanggrahan Langenharjo. Kedhaton palereman ini dibangun oleh Sinuwun Paku Buwono IX, raja Surakarta tahun 1861-1893. GKR Sekar Kencono lantas disemayamkan di Sasana Mulya, kompleks bangunan joglo megah lingkungan Karaton Surakarta Hadiningrat. Abdi dalem segera sowan caos pakurmatan minangka tanda bakti.


Tahlil tahmid takbir tasbeh berkumandang. Ulama Karaton memimpin doa buat arwah GKR Sekar Kencono. Busana beskap pethak lengkap dengan piranti upacara. Kukusing dupa kumelun, sumundhul ing ngawiyat.


Abdi dalem berasal dari Sukoharjo, Boyolali, Surakarta, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, Klaten. Tergabung dalam Paguyuban Kawula Karaton Surakarta Hadiningrat atau PAKASA. Organisasi ini berdiri sejak tahun 1930.






Tuguran dilakukan semalam suntuk. Kanan kiri berjajar jajar karangan bunga. Ucapan bela sungkawa berasal dari pejabat Pemerintah Indonesia, Pengusaha, keluarga, organisasi masa, orsospol, kerabat Karaton senusantara.


 


B. Tedhak ing Karang Padesan. 


Gajah mati meninggalkan gading. Manusia mati meninggalkan nama hatum. Cocok dengan kepribadian GKR Sekar Kencono yang berhati kencono. 


Terkenang dengan labuh labet GKR Sekar Kencono. Beliau sering tedhak di kawasan karang padesan. Bersama dengan sentana mengunjungi abdi dalem Pakasa. 


Bagi warga Pakasa atau Paguyuban Kawula Karaton Surakarta, nama GKR Sekar Kencono terlalu akrab. Sering datang ke Klaten, Wonogiri, Sragen, Boyolali, Pati, Tegal, Purwodadi, Karanganyar, Ponorogo dan Sukoharjo. Ngiras ngirus memberi semangat untuk terus melestarikan adat istiadat warisan leluhur. 


Maka ketika warga Pakasa mendengar GKR Sekar Kencono surut ing kasedan jati, tentu kaget. Berduyun duyun datang untuk asung bela sungkawa. Mereka terlalu cinta pada GKR Sekar Kencono. 


Pangeran Pati atau putra mahkota KGPH Mangkubumi memimpin tata cara. Jadwal upacara pemberangkatan ponang layon dilaksanakan menurut satataning adat. Pelaksanaan tata pangrukti laya sinartan ungeling gendhing tawang rujit.


Penampilan yang ideal. GKR Sekar Kencono atau GRay Koes Handariyah sungguh berbudi luhur. Saat kuliah di Fakultas Kedokteran UGM bergaul lewes dengan beragam kalangan. Berparas cantik jelita. Jadi bintang kampus yang menawarkan daya pesona ketentraman. 


Kos di daerah Demangan Yogyakarta kerap menerima tamu. Kawan mahasiswa mahasiswi silih berganti berdatangan. Wajar bila banyak kawan dekat. Wujud ungkapan manunggaling kawula gusti. 


Manjing ing kaswargan jati. Pemakaman di Imogiri buat menghormati GKR Sekar Kencono. Abdi dalem tentu merasa kehilangan. Pepundhen agung yang grapyak semanak. Selalu memberi suasana ayem ayom. Generasi baru Karaton Surakarta Hadiningrat siap melanjutkan cita cita luhur dan terhormat. 


Keberadaan GKR Sekar Kencono memang ayu hayu rahayu. Priyayi agung yang menyelaraskan nilai tradisi dan modernitas. Keselarasan antara jagad gumelar dan jagad gumulun






Komentar

Postingan populer dari blog ini

SARASEHAN PUSAKA BEDAYA KETAWANG

Macapat Mahargya Dr Sudarmaji M.Pd.

SUGENG RIYADI IDUL FITRI.