WAHYU RATU PAKU BUWONO XIV
WAHYU RATUPAKU BUWONO XIV
Oleh :Dr. Ir. Iskandar Yasin, ST. M.Eng CPIM, ASEAN Eng. Dekan Fakultas Teknik Universitas Sarjana Wiyata Yogyakarta
1. Lelaku Putra Mahkota
Konsep kekuasaan Jawa bersifat magis mistis. Kepercayaan spiritual sangat diutamakan. Daya linuwih seorang raja karena proses turunnya wahyu ratu. Kapitayan ini menjadi legitimasi bagi narendra gung binathara, mbahu dhendha nyakrawati.
Wahyu atau dhampar keprabon terkait dengan aspek kepemimpinan. Orang Jawa percaya bahwa leadership bersifat magis spiritual. Dalam pagelaran wayang dikenal dengan istilah wahyu cakraningrat. Pemimpin tampil karena kewahyon. Oleh karena itu perlu adanya lelaku.
Trahing kusuma rembesing madu Bobot bibit bebet dilacak atas dasar prestasi dedikasi relasi, cipta rasa karsa, logika etika estetika. Pusaka Kyai Singobarong piyandel tanah Jawa. Pada hari Senin 10 Nopember 2025 diadakan konsultasi keris. Bertempat di Bangsal Sri Manganti Kraton Surakarta Hadiningrat.
Wulangan wejangan wedharan sigra kababar. Selaku Narasumber KGPH Hangabehi, putra tertua Sinuwun Paku Buwono XIII. Hadir pula Kanjeng Atmodiningrat, ahli dan praktisi keris Indonesia. Baru baru ini sekitar bulan Oktober 2025, kedua beliau mengikuti kegiatan budaya di Negeri Netherland Belanda. Njajah desa milangkori, untuk membahas karya adi luhung. Midering rat angelangut, lelana njajah negari.
Labuh labet marang praja. Identitas nasional berupa nilai kearifan lokal. Narasumber dari Universitas Sarjana Wiyata Yogyakarta yang turut memberi saran. Yakni Dr. Ir. Ki Iskandar Yasin, ST., M. Eng., CIPM., IPM., ASEAN Eng. Dekan Fakultas Teknik UST (Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa) dan Dr. Ki Purwadi, M.Hum (Pakar Budaya Jawa dan Studi Kebangsaan). Aspek historis dan mistis diulas secara sistematis. Jawa jiwa kang kajawi.
Kraton Surakarta Hadiningrat punjering kabudayan. Untuk itu sempat sowan KGPH Hangabehi untuk konsultasi keris Kyai Singobarong tangguh Mataram Sultan Agungan.
Keris ini sebagai simbol patriotisme dan nasionalisme dalam mengusir penjajah VOC Belanda dan simbol pengawal setia NKRI. Aspek kebangsaan demi pembinaan di kalangan generasi muda. Kearifan lokal demi jatidiri bangsa.
Kepribadian bangsa berpijak dari budaya tradisional. Oleh karena itu direncanakan pada tanggal 21 sampai dengan 23 November 2025 akan diadakan Pameran Keris Golok dan Pedang Sepuh. Kegiatan ini berlangsung di Pendopo Agung Tamansiswa Yogyakarta. Adapun kegiatan ini akan dihadiri oleh Mayor Jenderal Dr. Ridho Hermawan, M.Sc. (Deputi Pemantapan Nilai Kebangsaan Lemhannas Republik Indonesia) dan Kolonel Inf. S. Borlak (Komisaris Mahakarya Bumi Hambalang). Priyagung ini mumpuni dalam hal pusaka tradisional yang berhubungan dengan faktor kepemimpinan.
Cerita pewayangan memuat tuntunan tontonan tatanan. Kearifan lokal perlu digali. Kegiatan budaya ini dalam rangka untuk memperkokoh jatidiri bangsa. Nilai luhur warisan nenek moyang perlu dilestarikan. Kepribadian nasional makin kokoh. Rum kuncaraning bangsa dumunung ing luhuring budaya. Begitulah wejangan dari leluhur. Ber budi bawa laksana adalah konsep kepemimpinan yang memuat satunya kata dan perbuatan.
Narendra gung binathara, mbahu dhendha nyakrawati. Konsep pemimpin yang agung. Pusaka Kyai Singobarong memuat aspek filsafat kepemimpinan. Kuat drajat pangkat semat. Itulah harapan masa depan yang gemilang. Marbabak bang sumirat. Pemimpin menangkap pantulan kebijaksanaan.
Keprabon diperoleh dengan ilmu laku. Keris Kyai Singobarong, wonten gandhik kapethak pepethan singa. Keris tangguh Mataram Sultan agungan. Pusaka misuwur anut lenggahipun ageman pemimpin. Dayanipun pengayoman, wicaksana, prasaja, wibawa. Manut tiyang jawi dados piandel tuwin kasantosan. Ngelmu iku kelakone kanthi laku.
Wahyu keprabon merupakan legitimasi seseorang untuk menerapkan kepemimpinan. Drajat pangkat semat, wirya arta winasis, guna kaya purun. Pusaka Kyai Singobarong sangat dipercaya oleh orang Jawa. KGPH Hangabehi memberi wejangan simbolik budaya. Putra tertua Kanjeng Sinuwun Paku Buwono XIII, raja Surakarta tahun 2004 - 2025 ini secara khusus membahas filosofi pusaka Kyai Singobarong. Rombongan Universitas Fakultas Teknik Universitas Sarjana Wiyata makin semangat untuk berkarya cipta. Wahyu keprabon mempekokoh kawibawan kawidadan.
2. Rajaputra Nnarendra Mataram
Mangkubumi menjadi KGPH Hangabehi melalui proses upacara penobatan. Proses pengukuhan seorang Pangeran melalui upacara adat. Hari Kamis Wage 13 Nopember 2025 merupakan penobatan KGPH Hangabehi menjadi Paku Buwono XIV. Dengan jejuluk Sahandhap Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Sri Susuhunan Paku Buwono XIV Senapati Ing Ngalaga Ngabdurrahman Sayiddin Khalifahtullah Panatagama.
Perjalanan panjang telah dilalui. Ngelmu iku kelakone kanthi laku. Proses penobatan putra mahkota Karaton Surakarta dilaksanakan di Sitihinggil Karaton Surakarta Hadiningrat. Nama BRM Suryo Suharto yang lahir tanggal 5 Pebruari 1985 mendapat sesebatan baru. BRM Suryo Suharto atau KGPH Mangkubumi resmi bergelar KGPH Hangabehi.
Segenap warga kerajaan yang terdiri dari pangageng, sentana dan abdi dalem turut serta ngestreni. Doa para ulama dibaca di pagelaran sasana sumewa Karaton Surakarta Hadiningrat yang disaksikan sekitar 6000 orang abdi dalem. Pisowanan agung itu merupakan babak baru dalam regenerasi kepemimpinan monarki Jawa.
Peran KGPH Hangabehi muncul saat upacara tingalan jumenengan narendra Karaton Surakarta. Kegiatan adat ini berlangsung hari Kamis, 16 Pebruari 2023. Dengan berbusana kebesaran kerajaan, KGPH Hangabehi siap melanjutkan tradisi warisan leluhur. Berbekal pengetahuan dan pengalaman, tugas mulia bisa dilaksanakan sebaik baiknya.
Paguyuban kawula Karaton Surakarta atau PAKASA dari Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, Klaten membantu kelancaran prosesi adat. Hadir pula warga PAKASA dari Rembang, Demak, Semarang, Banjarnegara, Wonosobo, Magelang, Blitar, Trenggalek, Surabaya, Malang, Sidoarjo, Kebumen, Tegal, Grobogan, Pati, Yogyakarta, Jakarta. Mereka berprinsip saraya setya rumeksa.
Labuh labet KGPH Hangabehi mendapat inspirasi dari raja Mataram pertama. Kisahnya penuh keteladanan.
Panembahan Senapati lahir pada tanggal 10 September 1536. Ibunya bernama Rara Sabinah, putri Ki Ageng Wanasaba. Ayahnya bernama Ki Ageng Pamanahan, putra Ki Ageng Nis. Asal usul Mataram melanjutkan kerajaan Majapahit, Demak dan Pajang.
Sebagai putra mahkota Kraton Surakarta, KGPH Hangabehi menelusuri jejak pendahulu. Dari alur ibu dan ayah, Panembahan Senapati masih keturunan Ki Ageng Tarub dan Prabu Brawijaya. Dinasti besar Jawa yang mewariskan gen kepemimpinan dan keutamaan. Trahing kusuma rembesing madu.
Babad Alas Mentaok merupakan cikal bakal berdirinya kerajaan Mataram. Tanah hadiah dari Sultan Hadiwijaya raja Pajang ini dibuka menjadi istana megah yang terletak di Kotagedhe. Mataram berubah menjadi negeri kang panjang punjung pasir wukir, gemah ripah loh jinawi, tata tentrem karta raharja.
Tombak Kyai Plered menjadi sifat kandel Panembahan Senapati. Pusaka kerajaan Mataram pernah digunakan untuk meredakan pemberontakan Arya Penangsang dari Kadipayen Jipang Panololan. Taktik kemenangan atas jasa Ki Ageng Pamanahan, Ki Ageng Penjawi dan Ki Ageng Juru Martani.
Ilmu pengetahuan dikembangkan demi kemajuan. Untuk itu Panembahan Senapati kerap mengirim pemuda Mataram untuk belajar di Eropa, Timur Tengah, Asia Selatan dan Asia Tengah. Beasiswa dikucurkan untuk kelancaran proses pembelajaran.
Panembahan Senapati raja Mataram berkunjung ke Italia tgl 15 Pebruari 1594.
Galileo Galilei ahli fisika diundang untuk ceramah tentang geologi di kota Pati dalam rangka mangayu bagya HUT prameswari dalem, Kanjeng Ratu Waskithajawi.
Putri Ki Ageng Panjawi mengadakan konferensi ilmu pengetahuan alam yang diikuti segenap ahli IPA Mataram. Teknologi dikembangkan maju dan pesat. Putra Ki Ageng Pamanahan ini punya nama kecil Danang Sutawijaya atau Ngabehi Loring Pasar. Ketika studi banding ke Eropa sempat belajar bahasa Jerman, Inggris dan Perancis. Penguasaan bahasa Arab saat Panembahan Senapati melakukan ibadah umrah di Mekkah. Bahasa Mandarin dipelajari dalam rangka diplomasi dengan negeri China.
Komunikasi raja Mataram yang memerintah sejak tahun 1575 berdasarkan prinsip prinsip dasar linguistik. Dimulai dengan analisis fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. Fonologi mempelajari tentang bunyi. Morfologi mempelajari bentuk kata. Sintaksis mempelajari tentang tata kalimat. Semantik mempelajari makna bahasa.
Berkat keahlian dalam bidang fisika, Panembahan Senapati menguasai seluk beluk lautan. Samudra selatan yang luas, keras dan ganas dijadikan bahan renungan. Raja Pantai Selatan, Kanjeng Ratu Kidul atau Kanjeng Ratu Kencanasari mengakui kehebatan Panembahan Senapati. Raja Mataram bisa menaklukkan pemuka makhluk halus. Panembahan Senapati lantas menikah dengan Kanjeng Ratu Kidul pada tahun 1576.
Panggung Sangga Buwana Karaton Surakarta digunakan untuk meditasi. Suara lampor atau angin yang menyertai Kanjeng Ratu Kidul begitu mrebawani. Ratu Kidul naik kuda srmbrani. Berangkat dari istana Saka Dhomas Bale Kencana. Kraton yang terletak di dasar laut ini terbuat dari emas berlian. Bersinar terang benderang dan serba berkilauan.
Tari Badhaya Ketawang diselenggarakan di Sasana Sewaka Karaton Surakarta Hadiningrat. Secara rutin gladhen tari Bedhaya Ketawang pada hari Selasa Kliwon.
Tingalan Jumenengan Sahandhap Sampeyan Dalem Ingkang Kanjeng Sinuwun Paku Buwana bentuk meditasi kolektif. Tanggal 25 Rajab para sentana, pengageng dan abdi dalem duduk hening sambil melakukan puja brata. Lenggah saluku tunggal, amepet babahan hawa sanga, sajuga kang sinidhikara.
Pertemuan Panembahan Senapati dan Ratu Kidul berlangsung terus. Tata cara dilaksanakan demi kesejahteraan lahir batin. Nak tumanak run tumurun tari Bedhaya Ketawang lambang kemakmuran.
Sembah kalbu yen lumintu dadi laku.
Manggih hayu ayem tentrem kang tinemu. KGPH Hangabehi mempelajari pitutur dari raja Surakarta.
Serat Wiwaha Jarwa diperoleh KGPH Hangabehi tentang meditasi kultural. Karya Sunan Paku Buwana III merupakan babon lakon Begawan Ciptoning.
Dalam media sosial KGPH Hangabehi lancar mengutip Serat Wulangreh. Dengan menggunakan lagu macapat, karya Paku Buwana IV dihayati makna etis filosofis. Sedang Serat Centhini karya Paku Buwana V memberi wawasan kepada KGPH Hangabehi tentang adat istiadat Jawa. Upacara tingalan jumenengan narendra Karaton Surakarta kali ini mesti berdasarkan pangeran. Tata cara sudah baku secara turun tumurun. Tanggal 16 Pebruari 2023 peran KGPH Hangabehi memang nyata.
Pengageng Sanana Wilapa Karaton Surakarta sekaligus ketua Lembaga Dewan Adat, GKR Dra Koes Moertiyah Wandansari M.Pd menuntun gerak langkah. Panggilan Gusti Mung merupakan guru dan Bibi KGPH Hangabehi. Tiap saat selalu memberi arahan dan bimbingan. KGPH Hangabehi, putra mahkota adalah tokoh harapan masa depan dalam bidang kebudayaan. Rum kuncaraning bangsa dumunung ing luhuring budaya.
3. Penobatan Paku Buwono XIV
Upacara jumenengan sudah ditunggu tunggu. KGPH Hangabehi resmi dinobatkan sebagai Sinuwun Paku Buwono XIV. Pelantikan dilakukan oleh KGPH Panembahan Agung Tejowulan dan GKR Wandansari. Pengukuhan menurut tata cara adat Karaton Surakarta Hadiningrat.
Pada hari Kamis Wage, tanggal 13 Nopember 2025 dilakukan rembug Kraton Surakarta. Bertempat di Sasana Handrawina. Hadir KGPH Hangabehi, GKR Wandansari, Kanjeng Gusti Panembahan Agung Tejowulan, GKR Ayu Koes Indriyah dan KPH Wirabhumi. Tak ketinggalan KGPH Puger yang menyusul kemudian. Jangkep genep genah ingarah arah.
Sentana dan pengageng sudah siap sejak pagi. Abdi dalem menyiapkan ubarampe. Warga Pakasa atau paguyuban kawula Karaton Surakarta terdiri dari ketua dan sekretaris nyadhong dhawuh. Tampak Pakasa Kediri, Ngawi, Klaten, Boyolali, Wonogiri, Grobogan, Jepara, Demak, Semarang, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Madiun, Nganjuk, Magelang, Salatiga, Pekalongan, Kebumen, Cilacap, Kudus, Pati dan Magetan selalu siaga ing gati, sawega ing dhiri.
Anggota Pasipamarta mendapat jatah undangan 15 orang. Mewakili alumni kursus pambiwara. Parengkarta diwakili oleh KMT Wulan dan Julian. Pasinaon tata busana selalu gumreget dalam kegiatan Kraton Surakarta. Berpartisipasi dalam berbagai upacara adat.
Barisan putri narpa wandana dengan seragam khusus. Pepanggihan rutin tiap tanggal 17 untuk nguri nguri rehing kaputren. Kanjeng Siswanto selaku wakil pengageng sasana wilapa bertindak menjadi pranatacara.
Terlebih dahulu GKR Dra Wandansari Koes Moertiyah M.Pd memberi sambutan. Atas dasar surat keputusan dari kementerian Kebudayaan, Dr Fadlizon. Untuk lebih jelasnya dibacakan secara rinci. Setelah surat pengajuan dari Lembaga Dewan Adat dan KGPH Panembahan Agung Tejowulan. Dengan diiringi rintik rintik gerimis jam 11.30 suasana menjadi adhem ayem.
Leluhur telah mendirikan Kraton Surakarta Hadiningrat tanggal 20 Pebruari 1745. Punjering budaya Jawa sebagai tempat pengayoman. Maka Kraton Surakarta merupakan milik dinasti sesuai dengan paugeran. Nak tumanak run tumurun, kabudayan Jawi mencar moncer yang asumber dari istana. Kiblat papat lima pancer. Gunung Lawu sebelah timur. Gunung Kendheng sebelah utara. Gunung Sewu sebelah selatan. Gunung Merapi dan gunung Merbabu gerbang sebelah barat.
Wejangan dari KGPH Panembahan Agung Tejowulan cukup terang terwaca. Koalisi kelembagaan perlu dilakukan untuk menyesuaikan
dengan pemerintah Republik Indonesia. Lembaga Dewan Adat merupakan payung yuridis yang disahkan oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia. Dasar hukum ini memperkuat Kraton Surakarta sebagai subyek hukum. Tradisi dan menejemen modern berjalan beriringan.
Acara ini sangat diperhatikan. Berhubung dekat dengan peristiwa suksesi. Setelah Sinuwun Paku Buwono XIII surud ing kasedan jati pada tanggal 2 Nopember 2025. Pemakaman di Imogiri tanggal 5 Nopember 2025. Pergantian raja Surakarta harus sesuai dengan paugeran yang turun tumurun. Isi surat itu dibaca dengan nada suara yang mantab.
Kenyataannya rapat ini dapat disimpulkan menjadi tiga hal. Butir butir gagasan pokok perlu dipahami oleh segenap sentana, pengageng dan abdi dalem. Wujud demokrasi, sesuai dengan struktur tata kelola organisasi modern. Wujud partisipasi, sumbang saran, tenaga, pikiran tersalurkan secara efektif efisien. Wujud koalisi, kerja sama antar elemen sosial.
Tepat pukul 12 acara berlangsung. Makan siang terasa mat nikmat. Duduk kursi berderet di sasana Handrawina. Lampu terang temaram membuat suasana makin serius. Materi rapat memang amat penting. Tata cara ingkang wigati. Muring rum kuncaraning budaya ingkang asumber saking Karaton Surakarta Hadiningrat. Semua dengan kesediaa gawa gawe. Yakni sesanti Pakasa: setya rumeksa saraya.
Aspirasi diserap dengan teliti. Kraton Surakarta Hadiningrat bukan panggung profan, tetapi penuh nilai mistis sakral. Karena segala sesuatu perlu paugeran. Tatanan tuntunan kunci kegiatan. Lantas dilanjutkan wedharan dari KGPH Panembahan Agung Tejowulan. Rembugan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan. Demi kerukunan dan keselarasan. Rum kuncaraning bangsa dumunung ing luhuring budaya.
BRM Suryo Suharto alias Dimas. GPH Mangkubumi, sekarang KGPH Hangabehi. Lantas sudah menjadi KGPAA Hamengkunagara VII. Sekarang sudah menjadi Susuhunan Paku Buwono XIV, raja Karaton Surakarta Hadiningrat. Resmi sejak tanggal 13 Nopember 2025 dengan dukungan penuh warga dinasti Mataram Surakarta.
Upacara penobatan KGPH Hangabehi berlangsung lancar. Dengan gelar Sahandap Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Sri Susuhunan Paku Buwono XIV Senapati Ing Ngalaga Khalifahtullah Ngabdurrahman Sayiddin Panatagama.
Prosesi penobatan ini berlangsung hikmat, penuh hari, serius dan menyentuh hati. Hadirin banyak yang meneteskan air mata. Harapan untuk menata masa depan budaya Jawa. Rum kuncaraning bangsa dumunung ing luhuring budaya.
Sembah kalbu, yen lumintu dadi laku.
Manggih hayu, ayem tentrem kang tinemu.
Balung janur, janur ingisenan boga.
Widadaa kalis saking sambikala.
Pola kepemimpinan Kraton Surakarta berdasarkan wewaton. Peraturan tertulis dalam kitab sastra piwulang.
4. Kepemimpinan Kraton
Pola kepemimpinan Kraton Surakarta berdasarkan paugeran yang berlaku turun tumurun. Aneka ragam kegiatan Kraton Surakarta. Sinuwun Paku Buwono XIV padat dengan aktivitas budaya. Raja Surakarta ini berkiprah sesuai dengan tupoksi, tugas pokok dan fungsi. Narenndra gung binathara mbahu dhendha nyakrawati.
Tata cara ibadah sholat Jumat untuk raja Surakarta. Hari Jum'at Kliwon 14 Nopember 2025 Sinuwun Paku Buwono XIV nindakaken shalat Jumat. Para pengageng sentana abdi dalem sami ndherek. Menuju Masjid Agung Karaton Surakarta Hadiningrat.
Setelah penobatan menurut tradisi raja Surakarta wajib shalat jumat. Bertempat di Masjid Agung sebanyak 7 kali berturut-turut. Adat istiadat ini berlaku turun tumurun di Kerajaan Mataram Islam. Ungkapan agama ageming aji.
Rute yang dilalui yakni bangsal smarakata, bangsal marcukundha, sri Manganti, kori kamandungan, balerata, lawang gapit, kori mangu, sitihinggil, sasana sumewa, pagelaran, alun alun lor. Lantas menuju Masjid Agung Karaton Surakarta Hadiningrat. Perjalanan dengan ditempuh jalan kaki.
Kanjeng Sinuwun Paku Buwono III membangun Masjid Agung tahun 1750. Raja Surakarta yang memerintah tahun 1749 - 1788 ini mendapat julukan Sinuwun Suwarga. Menyusun serat Wiwaha Jarwa yang bersumber dari teks Kakawin Arjuna Wiwaha karya Empu Kanwa. Kitab ini dibuat jaman raja Airlangga di Kerajaan Kahuripan. Sukses gemilang Paku Buwono III atas dukungan Kanjeng Ratu Beruk. Garwa prameswari yang ahli bidang pertanian perkebunan peternakan.
Hujan gerimis membasahi lingkungan Karaton Surakarta. Seolah olah mangayu bagya jumenengan raja terlantik pada hari Kamis Wage, 13 Nopember 2025. Hawa sejuk seperti Kanjeng Sinuwun Paku Buwono XIV yang berpenampilan sejuk adhem ayem. Dengan harapan suasana negeri yang panjang punjung pasir wukir, gemah ripah loh jinawi, tata tentrem karta raharja.
Khutbah Jumat berdasarkan ajaran Kitab Suci Alquran dan Hadist Nabi. Wejangan ini jumbuh dengan wedharan Serat Wulangreh. Jroning Quran nggone rasa jati. Begitulah wejangan Sinuwun Paku Buwono IV, raja Surakarta Hadiningrat tahun 1788 - 1820. Akulturasi agama dan budaya berjalan selaras serasi seimbang. Arab digarap Jawa digawa. Islam kejawen yang penuh dengan nilai kebijaksanaan.
Paku Buwono XIV meneruskan tradisi leluhur. Karaton Surakarta Hadiningrat mewwarisi aspek keagamaan dan kebudayaan. Kearifan lokal yang memberi sumbang sih pada jatidiri nasional dan kedamaian global. Makna memayu hayuning bawana.
5. Nyuwun Lilah Leluhur
Pisowanan ke puroloyo Kotagedhe, pajimatan Imogiri dan gisik Parangkusumo. Kegiatan ini untuk minta lilah kepada leluhur. Aktivitas kultural ini sekaligus pelaporan para pengageng Karaton.
Mahargya jumenengan KGPH Hangabehi minangka Sinuwun Paku Buwono XIV. Nglungsur keprabon narendra gung Karaton Surakarta Hadiningrat. Rikala dinten Ahad Pahing, 16 Nopember 2025 ngadani tata cara labuhan ing samudera kidul. Ing pangangkah nyuwun lilah Kanjeng Ratu Kencana Hadisari. Angedhaton ing Saka Dhomas Bale Kencana.
Langkung rumiyin sam sowan ing pajimatan Imogiri. Mapan ing Sultan Agungan. GKR Wandansari dalah sentana abdi dalem caos puji pangastuti. Kawiwitan dhawuh dalem pangageng Sasana Wilapa.
1. Atur palaporan bilih Sinuwun Paku Buwono XIII sampun paripurna.
2. LDA atau Lembaga Dewan Adat ingkang pinandhegan GKR Wandhansari lumampah rahayu lestari.
3. Njumenengake KGPH Hangabehi minangka Sinuwun Paku Buwono XIV lulus raharja.
Shalawat dzikir tahlil tahmid tasbeh ngumandhang ing awang awang. Mbrengengeng lir pendah bremara manungsung sarining kembang.
Lelakon lan lelaku nuting jaman. Sinuwun Paku Buwono XIV nalika dinten Kamis Wage, 13 Nopember 2025 sampun jumeneng nata. Karaton Surakarta Hadiningrat mapag gumelaring jagad anyar.
Tahlil tahmid tasbeh takbir ing Sultan Agungan. Nyekar Kanjeng Ratu Batang. Sasana Luhur sareng Sri Susuhunan Amangkurat Amral uttawi Sinuwun Kartasura. Ndherek sumare dalang Panjangmas.
Sowan Kasuwargan Prabasuyasa. Nyekar Sinuwun Paku Buwono X, Paku Buwono XI, Paku Buwono XII, Paku Buwono XIII. Sami ndherek sumare Kanjeng Ratu Ageng, KGPH Harya Mataram, KGPH Kusumoyudo. Lajeng GKR Galuh Kencono, GKR Sekar Kencono, GKR Retno Dumilah.
Wanci jam 16 purna nyekar ing Pajimatan Imogiri. Kalajengaken sowan ing gisik duksina. Kanjeng Ratu Kencono Hadisari lenggah ing kedhaton Soko Dhomas Bale Kencono. Ubarampe genep jangkep sampun sumadya.
Rahayu sagung dumadi. Dunia makin aman damai.
6. Wilujengan Para Sentana
Kegiatan Paku Buwono XIV turut merayakan ulang tahun. Pangarsa punjer pakasa utawi Paguyuban Kawula Kraton Surakarta. KPH Dr Edi Wirabhumi SH MM tumbuk ageng. Sampun ngancik yuswa 64 tahun. 18 Nopember 2025. Mangayu bagya pinaringan panjang yuswa.
Pangageng Sasana Wilapa. Langkung rumiyin GKR Wandansari paring dhawuh. Abdi dalem ulama kinen andongani. Para sentana sami tadhah amin. Mapan ing Bale Amarakata. Lenggah lesehan, andheku amarikelu. Caos puji pangastuti suka sukur.
Kepareng lenggah sinewaka Kanjeng Sinuwun Paku Buwono XIV. Rikala dinten Kamis Wage, 13 Nopember 2025 KGPH Hangabehi kalampahan jumeneng nata ing Karaton Surakarta Hadiningrat.
Ngancik dinten Jumah Kliwon, 14 Nopember Paku Buwono XIV lajeng lampah Shalat Jumat ing Masjid Agung. Kepareng ndherek para pangageng dalah kawula. Dhampyak dhampyak saking Kemandungan tumuju ing Masjid Agung. KPH Wirabhumi ugi anyartani. Dhawah kaleresan menawi dinten menika ulang tahun. Ambal warsa tumbuk ageng.
Labuh labet KPH Dr Wirabhumi SH tumraping Kraton Surakarta nami ageng sanget. Bot repot sanggan lan pakaryan mila lajeng cancut taliwanda. Udhu bahu suku lan panemu. Ingkang putra putri kekalih tansah nyengkuyung. Anenggih BRAy Lungayu lan BRAy Sedhah Mirah ngombyongi kanthi lila lan legawa. Mirih arum kuncaraning budaya.
Kembul bujana andrawina tumuli kawiwitan. Donga sampun paripurna. Wanci jam 12. Peksi ngoceh lompat lompatan ing pang tandha ndherek suka parisuka. Wit gadri minangka cihna tulak balak. Puji pinuji manggih suka basuki.
Kegiatan Sinuwun Paku Buwono XIV yakni menata Karaton Surakarta Hadiningrat. Bersama dengan sentana abdi dalem yang siaga ing gati, sawega ing diri.
Suksesi Kraton Surakarta berlangsung aman damai. Pengalaman telah memberi pelajaran. Mataram memiliki tradisi yang adi luhung.
Tata cara wilujengan menyertai penobatan Sunan Paku Buwono XIV. Sentana pangarsa kawula terus mbudidaya dengan sekuat tenaga. Kebudayaan memperkokoh kepribadian. Dengan turunnya Wahyu Ratu berarti Kraton Surakarta tetap arum kuncara.
7. Para Raja Surakarta
PAKU BUWONO II
Kraton Surakarta Hadiningrat sesungguhnya penerus kerajaan Mataram, Pajang, Demak, Majapahit, Daha, Jenggala, Kediri, Medang dan Kahuripan. Kehadiran kraton Jawa menjadi syarat pokok agar tanah Jawa selalu mendapat pengayoman, baik dari dunia lahir maupun dari jagad yang tidak kasat mripat. Dengan harapan masyarakat Jawa bisa hidup ayem tentrem, gemah ripah, loh jinawi, tata tentrem karta raharja.
Pendiri kraton Surakarta adalah Sinuwun Paku Buwono II yaitu tahun 1745. Sejarah Kraton Surakarta menjadi sarana utama bagi orang Jawa untuk membangun peradaban yang kokoh dan produktif. Sejak berdirinya, Kraton Surakarta berusaha melanjutkan warisan luhur kerajaan sebelumnya. Bahkan peninggalan dan warisan itu dibangun dan disempurnakan menjadi lebih elok, indah dan berguna bagi kehidupan. Selama lebih dari 2 abad kraton Surakarta mewariskan keutamaan, keteladanan dan kebesaran yang pantas untuk dilestarikan, sebagai pedoman untuk kaca benggala, ngungak owah gingsiring jaman.
Kraton Surakarta Hadiningrat yang didirikan oleh Kanjeng Sinuwun Paku Buwono II sungguh telah ngrenggani jagad raya. Rum kuncarane bangsa, dumunung ing luhuring budaya.
Sunan Paku Buwono II adalah raja Surakarta yang pertama. Adapun silsilah Paku Buwono II menurut Bratadiningrat (1990) yang menuliskan riwayat beliau dalam bahasa Jawa adalah sebagai berikut: Sinuwun Paku Buwono Senapati Ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panata Gama Khalifatullah Ingkang Kaping II Ing Negari Surakarta Hadiningrat, putra dalem Sinuwun Prabu Amangkurat Jawa ing Negari Kartasura. Miyos saking prameswari dalem GKR (Gusti Kanjeng Ratu) Kencana, putri Raden Adipati Tirtakusuma ing Kudus. Nama Bendara Raden Mas Gusti Prabasuyasa.
Silsilahipun Sinuwun Paku Buwono II saking ibu dalem GKR Kencana : Khalifah Husen, putranipun Seh Madi, kamantu Arya Baribin ing Madura, peputra, Sunan Ngudhung Wali prajurit, agul-agul ing Negari Demak, peputra Panembahan Kali ing Poncowati Demak, asma Panembahan Kudus, peputra Pangeran Demang, peputra Pangeran Rajungan, peputra Pangeran Kudus, peputra Raden Adipati Sumadipura ing Pati, peputra Raden Adipati Tirtakusuma ing Kudus, peputra GKR Kencana, prameswari Sinuwun Prabu Amangkurat Jawa, peputra Sinuwun Paku Buwono Bendara Raden Mas Gusti Prabasuyasa.
Wiyosan dalem ing dinten Selasa Pahing, 23 Sawal 1634 utawi 8 Desember 1711 ing Kartasura. Nalika dewasa jumeneng Pangeran Adipati Anom. Jumeneng nata ing dinten Kamis Legi, 16 Besar 1650 utawi 15 Agustus 1726, taksih wonten Kartasura. Kraton lajeng pindah dhateng Dusun Solo, kaparingan nama Surakarta Hadiningrat. Pindhah kedhaton ing dinten Rabu Pahing, 14 Sura 1670 utawi 17 Februari 1745.
Surud dalem Sinuwun Paku Buwono II ing dinten Ahad, XI Sura 1675 utawi 21 Desember 1749. Layon kasarekaken astana Laweyan. Sareng sampun bibar perang kapindhah dateng Astana Luhur Imogiri, sumare ing Kedhaton Paku Buwanan.
Dasar-dasar kebudayaan Jawa diwariskan oleh Sinuwun Paku Buwono II sebagai modal masyarakat Jawa untuk memberi kontribusi terhadap kokohnya peradaban. Bangunan kraton, kesusasteraan, kesenian, pertanian, masakan, peternakan, perkebunan, busana, adat istiadat, upacara tradisional, gamelan, tari, wayang berkembang di kota Surakarta. Wilayah lain tinggal mengembangkan dan menikmati warisan luhur.
PAKU BUWONO III
Kraton Surakarta Hadiningrat kemudian diperintah oleh Sunan Paku Buwono III. Riwayat Paku Buwono III secara lengkap dalam bahasa Jawa sebagai berikut : Sinuwun Kanjeng Susuhunan Prabu Amangkurat Jawa Senapati Ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panata Gama Khalifatullah Ingkang Kaping III Ing Negari Surakarta Hadiningrat, putra dalem Sinuwun Paku Buwono II. Miyos saking prameswari dalem GKR Mas putrinipun Panembahan Purbaya, Bupati Lamongan. Panembahan Purbaya punika putra dalem Sinuwun Paku Buwono I. Nama BRM Gusti Suryadi.
Wiyosan dalem ing dinten Sabtu Wage, 26 Ruwah 1656 utawi 24 Februari 1732. Jumeneng nata ing dinten Senin Wage, 5 Sura 1675 utawi 15 Desember 1749. Surud dalem ing dinten Jum’at Wage, 25 Besar 1714 utawi 26 September 1788. Yuswa dalem 58 warsa 4 wulan. Sumare ing Astana Luhur Imogiri.
Sinuwun Paku Buwono III memberi ganjaran kepada Pangeran Mangkubumi pada tanggal 13 Pebruari 1755. Berkat perjanjian Giyanti resmilah Pangeran Mangkubumi menjadi raja Yogyakarta dengan gelar Sultan Hamengku Buwana I. Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa dinobatkan menjadi KGPAA Mangkunegara I pada tanggal 17 Maret 1757 dengan Perjanjian Salatiga. Keduanya mendapat kemuliaan, kebahagiaan, kehormatan, keagungan dan keluhuran berkat kemurahan Sunan Paku Buwana III. Sejarah yang patut dan perlu dianut.
PAKU BUWONO IV
Kraton Surakarta Hadiningrat kemudian diperintah oleh Sunan Paku Buwono IV. Riwayat Sinuwun Paku Buwono IV dalam bahasa Jawa sebagai berikut : Sinuwun Kanjeng Susuhunan Prabu Amangkurat Jawa Senapati Ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panata Gama Khalifatullah Ingkang Kaping IV Ing Negari Surakarta Hadiningrat, sinebut Sunan Bagus, putra dalem Sinuwun Paku Buwono III ingkang nomer 17 miyos saking prameswari Ratu Kencana. Nama BRM Gusti Subadya.
Wiyosan dalem dinten Kamis Wage, 18 Rabi’ul Akhir 1694 utawi 2 September 1768. Jumeneng nata Senin Paing, 28 Besar 1714 utawi 29 September 1788. Surud dalem Senin Paing, 25 Besar 1747 utawi 2 Oktober 1820. Prameswari dalem wonten kalih, GKR Kencana Raden Ajeng Handaya putrinipun Adipati Cakradiningrat ing Pamekasan Madura. Peputra Sinuwun Paku Buwono V. Sareng seda lajeng Ngarang Ulu rayi dalem Raden Ajeng Sukaptinah, peputra Sinuwun Paku Buwono VII. BRMG. Malikus Shalihin.
Sri Susuhunan Paku Buwono IV mendapat gelar Sinuwun Bagus. Beliau adalah raja pujangga Kraton Surakarta Hadiningrat. Beliau meninggalkan warisan luhur dan agung bagi masyarakat Jawa yang tinggal di wilayah perkotaan, pedesaan dan pegunungan. Penyusunan serat Wulangreh diwujudkan dalam bentuk tembang macapat yang bernilai filosofis dan estetis.
PAKU BUWONO V
Kraton Surakarta Hadiningrat kemudian diperintah oleh Sinuwun Paku Buwono V. Riwayat Paku Buwono V dalam bahasa Jawa sebagai berikut : Sinuwun Ingkang Kaping V putra dalem Sinuwun Paku Buwono IV, miyos saking prameswari GKR Kencana putrinipun Adipati Cakradiningrat ing Pamekasan Madura. Nama Bendara Raden Mas Gusti Sugandi. Yuswa setunggal setengah warsa katilar seda ibu, lajeng kaitik-itik rama dalem piyambak.
Wiyosan dalem ing dinten Selasa, 5 Rabi’ul Akhir 1711 utawi 15 Februari 1785. Kajumenengaken Pangeran Adipati Anom ing dinten Senin Legi, 24 Besar 1718. Jumeneng nata ing dinten Selasa, 3 Muharam 1748 utawi 10 Oktober 1820. Surud dalem ing dinten Jum’at, 29 Besar 1750 utawi 5 September 1823. Prameswari dalem wonten kalih inggih punika GKR Kencana putrinipun BPH Kusumadiningrat saha GKR Mas putrinipun Adipati Jayaningrat warangka dalem Sinuwun Paku Buwono III.
Sinuwun Paku Buwono V yasa Serat Centhini. Wiwitipun nganggit serat punika ing dinten Sabtu Pahing, tanggal 26 Sura, sinengkalan paksa suci sabda ji, tahun Jawi 1742. Serat punika kaparingan nama Suluk Tambangraras. Ingkang kadhawuhan yasa abdi dalem carik Kadipaten Anom.
PAKU BUWONO VI
Kraton Surakarta Hadiningrat kemudian diperintah oleh Sinuwun Paku Buwono VI. Riwayat Sinuwun Paku Buwono VI dalam bahasa Jawa sebagai berikut : Kanjeng Susuhunan Prabu Amangkurat Jawa Senapati Ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panata Gama Khalifatullah Ingkang Kaping VI ing Negari Surakarta Hadiningrat sinebut Sunan Bangun Tapa, putra dalem Sinuwun Paku Buwono V nomer 11, miyos saking garwa ampeyan Raden Ayu Sasrakusuma. Nama GRM Sapardan.
Garwa ampeyan wonten 4 inggih punika Raden Ayu Asmaraningrum, Himbaningrum, Retnaasmara, Tejaningrum. Putra-putri dalem wonten wolu, inggih punika Gusti Raden Ajeng Saparinten, GKR Timur, Gusti Raden Ajeng Sapardiyah, Gusti Raden Ayu Kusumabrata, Sinuwun Paku Buwono IX, Gusti Raden Ayu Santakusuma, Gusti Raden Ayu Cakradiningrat, GPH Natapraja.
Bibi dalem sumare ing Astana Laweyan Surakarta ndherek Ki Ageng Anis, wonten lebet Kedhaton. Sampeyan dalem dipun angkat dados pahlawan Nasional Republik Indonesia, tanggal 17 November 1964, dipuntapakastani Presiden Sukarno. Wiyosan dalem ing dinten Ahad Wage, 18 Sapar 1734 utawi 26 April 1807. Jumeneng dalem nata ing dinten Senin, 10 Sura 1751 utawi 15 September 1824. Yuswa 23 warsa lajeng jengkar dhumateng Ambon ing dinten Selasa Pon, 16 Besar 1747 utawi 8 Juni 1830. Surud dalem ing dinten Ahad Pon, 12 Rejeb 1777 utawi 2 Juni 1849 wonten Ambon.
Sri Susuhunan Paku Buwono VI mendapat gelar : Sinuwun Bangun Tapa. Pemerintah RI telah menetapkan Sinuwun Paku Buwono VI sebagai pahlawan Nasional pada tanggal 30 Desember 1861. Berkat cita-cita dan perjuangannya beliau menjadi inspirasi agar segenap anak keturunan, keluarga dan pengikutnya selalu menjunjung tinggi nilai kebenaran dan keadilan. Paku Buwono VI hidup di pengasingan antara tahun 1830-1849. Beliau wafat di kota Ambon.
PAKU BUWONO VII
Kraton Surakarta kemudian diperintah oleh Sinuwun Paku Buwono VII. Bratadiningrat (1990) menulis riwayat Sinuwun dalam bahasa Jawa sebagai berikut : Sinuwun Paku Buwono Kaping VII Ing Negari Surakarta Hadiningrat, putra dalem Sinuwun Paku Buwono IV, miyos saking prameswari Raden Ajeng Sukaptinah, putri Adipati Cakradiningrat ing Pamekasan, Madura. Nama BRM Gusti Malikus Shalihin, sinebut Sunan Purbaya.
Wiyosan dalem Kamis Wage, 16 Muharam 1723 utawi 28 Juli 1796. Nalika jumeneng pangeran asma KGPAA Purbaya Jumeneng nata ing dinten Senin Wage, 22 Besar 1753 utawi 14 Juni 1830. Surud dalem Senin Legi, 27 Siam 1786 utawi 28 Juli 1858, yuswa 63 warsa. Prameswari dalem setunggal, putri Gusti Mangkubumi I. Garwa ampeyan setunggal, asma Raden Ayu Retnadiluwih.
Dalam bidang yuridis formal Sinuwun Paku Buwana VII mengirimkan para sarjana untuk belajar ilmu hukum dan tata negara. Dari sinilah kemudian disusun Kitab Undang-undang dan Hukum Pidana (KUHP) yang disebut dengan serat angger-angger. Dalam prakteknya serat Angger-angger ini merupakan landasan utama bagi raja dan aparatnya dalam memerintah kerajaan. Kepastian hukum yang berdasarkan kepada konstitusi ini membuat masyarakat dapat hidup aman dan tenteram.
PAKU BUWONO VIII
Kraton Surakarta Hadiningrat kemudian diperintah oleh Sinuwun Paku Buwono VIII. Riwayat Sinuwun Paku Buwono VIII dalam bahasa Jawa sebagai berikut: Sinuwun Paku Buwono Senapati Ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah Ingkang Kaping VIII Ing Negari Surakarta Hadiningrat, sinebut Sunan Bei, putra dalem Sinuwun Paku Buwono IV, nomer 4 pambajeng kakung. Miyos saking garwa ampeyan Raden Ayu Rantansari, sutanipun Raden Ngabehi Jayakartika, abdi dalem mantri Kadipaten Anom. Nama GRM Kusen. Wiyosan dalem ing dinten Senin, 20 April 1789. Kajumenengaken pangeran ing dinten Kamis 15 Besar 1731 utawi 1805. Asma KGPH Hangabehi.
Bendara Raden Ajeng Aisyah sumare wonten Pasarean Laweyan, ugi rama dalem, ing njawi kraton dheretan kalian rama dalem. Paku Buwono VIII adalah putra Paku Buwono IV dan kakak Paku Buwono VII. Selama tiga tahun, Paku Buwono VIII memerintah kerajaan Surakarta (1958-1861). Usia pemerintahan beliau paling pendek. Beliau wafat pada tanggal 28 Desember 1861 dalam usia 72 tahun.
Masa pemerintahannya selalu berlandaskan pada asas yang telah disepakati bersama. Ketentuan suksesi kerajaan dibuat lebih terang supaya tidak terjadi salah tafsir. Jangan sampai soal suksesi menjadi masalah yang berlarut-larut sehingga memunculkan silang sengketa. Keyakinan ini dilakukan oleh Paku Buwono VIII dengan amat konsekuen.
PAKU BUWONO IX
Kraton Surakarta Hadiningrat kemudian diperintah oleh Sinuwun Paku Buwono IX. Riwayat Sinuwun Paku Buwono IX dalam bahasa Jawa sebagai berikut : Sinuwun Paku Buwono Senapati Ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah Ingkang Kaping IX Ing Negari Surakarta Hadiningrat, putra dalem Sinuwun Paku Buwono VI, miyos saking prameswari dalem GKR Ageng, putri Adipati Mangkubumi I ing Surakarta. Putra dalem nomer 5, asma BRM Gusti Duksina. Silsilahipun Sinuwun Paku Buwono IX, saking ibu dalem GKR Ageng.
Wiyosan dalem ing dinten Rabu, 7 Saban 1758 utawi 22 Desember 1830. Kawisuda dados KGPH Prabuwijaya, yuswa 17 warsa ing tahun 21 Juni 1847. Jumeneng nata ing 30 Desember 1861. Surud dalem ing dinten Jum’at Legi, 28 Ruwah 1822 utawi 16 Maret 1893. Yuswa dalem 64 warsa 1 wulan 21 dinten. Prameswari dalem nomer 1, GKR Paku Buwono, wayah dalem Paku Buwono VIII. Sasedanipun prameswari dalem, Raden Ayu Mandayaprana sinengkakaken ngaluhur dados prameswari, asma K.R. Maduretna. Peputra GRM Suwita. Garwa ampeyan 53, ingkang peputra 29, ingkang boten peputra 24.
Pada tahun 1864 Paku Buwono IX membuka areal perkebunan teh, kopi, tebu, tembakau di sekitar Gunung Merapi – Merbabu. Irigasi dan bendungan dibangun di sepanjang aliran umbul Cakra Pengging. Usaha perkebunan dan pertanian memberi hasil yang berlimpah ruah. Kraton Surakarta Hadiningrat tampil sebagai negara subur makmur. Masyarakat Jawa menyebut Sunan Paku Buwana IX sebagai Sinuwun Bangun Kedhaton.
PAKU BUWONO X
Kraton Surakarta Hadiningrat kemudian diperintah oleh Sinuwun Paku Buwono X. Riwayat Sinuwun Paku Buwono X dalam bahasa Jawa sebagai berikut : Sampeyan dalem Ingkang Minulya Saha Wicaksana Kanjeng Sinuwun Paku Buwono Senapati Ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah Ingkang Kaping X Ing Negari Surakarta Hadiningrat punika putra dalem Sinuwun Paku Buwono IX. Miyos saking prameswari dalem GKR Paku Buwono, Raden Ajeng Kustiyah, putri KPH Hadiwijaya II ing Surakarta. Wayah dalem KGPA Mangkunegara II. Asmanipun BRMG Sayidin Malikul Husna.
Wiyosan dalem 29 November 1866. Jumeneng Pangeran Adipati Anom ing 27 Jumadilakir tahun 1869. Krama sapisan kaliyan BRAj Sumarti tanggal 7 Agustus 1886. Jumeneng dalem nata ing 30 Maret 1839. Prameswari dalem wonten kalih : GKR Sinuwun Paku Buwono, boten peputra saha GKR Hemas, peputra GKR Pambayun.
Paku Buwono X bertahta di Surakarta Hadiningrat antara tahun 1893 - 1939. Beliau adalah putra Paku Buwono IX. Kawula negari Surakarta memberi gelar Sampeyan dalem Ingkang Minulya Saha Wicaksana Kanjeng Sinuwun Paku Buwono X. Paku Buwono X lahir pada tanggal 21 Rejeb 1795 atau 29 November 1866. Nama kecilnya adalah Bendara Raden Mas Gusti Sayidin Malikul Husna. Ibunya bernama Gusti Kanjeng Ratu Sinuwun Paku Buwono. Sejak lahir diambil anak oleh eyang dalem Gusti Kanjeng Ratu Agung, permaisuri Paku Buwono VI.
Selama Paku Buwono X memerintah telah banyak memberi sumbangan yang berarti yaitu berupa fasilitas publik meliputi sarana transportasi, rumah sakit, tempat ibadah, pengairan, sekolah dan lain-lain, merupakan kontribusi riil bagi kesejahteraan rakyat. Dalam hal ini beliau berlaku sebagai narendra ber budi bawa laksana. Keterlibatan beliau dalam membidani Budi Utomo sebagai tanggal Kebangkitan Nasional akan selalu dikenang. Demikian pula dukungan terhadap perjuangan Syarikat Islam yang lahir di kota Surakarta, adalah sikap patriotis yang patut diteladani.
PAKU BUWONO XI
Kraton Surakarta Hadiningrat kemudian diperintah oleh Sinuwun Paku Buwono XI. Riwayat Sinuwun Paku Buwono XI dalam bahasa Jawa sebagai berikut: Sinuwun Paku Buwono Senapati Ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah Ingkang Kaping XI Ing Negari Surakarta Hadiningrat, punika Putra dalem Sinuwun Paku Buwono X. Miyos saking garwa ampeyan Raden Ayu Mandayaretna, sutanipun Raden Mas Panji Sumataruna, wayahipun KGP Adipati Mangkubumi I ing Surakarta. Nama GRM Antasena.
Wiyosan dalem ing dinten Senin, 25 Rabi’ul Akhir 1815, atau 1 Februari 1886. Dewasa jumeneng pangeran asma GPH Hangabehi. Jumeneng nata ing dinten Rabu Legi, 7 Mulud 1878, utawi 26 April 1939. Surud dalem ing dinten Sabtu, 21 Jumadilakir 1876 utawi 2 Juni 1945. Prameswari dalem wonten kalih, GKR Kencana putranipun K.R. Adipati Sasradiningrat, saha putrinipun KRMT Puspadiningrat. Garwa ampeyan wonten 5. Putra-putri dalem sedaya wonten 11.
Para garwa ampeyan : Raden Ayu Dayaresmi, Raden Ayu Dayaningsih, Raden Ayu Dayasuma, Raden Ayu Dayaasmara, saha Raden Ayu Dayaningrat. Paku Buwono XI naik tahta pada tanggal 26 April 1939, mengganti ayahanda Paku Buwono X. Beliau memerintah 1939-1945. Beliau dalam posisi yang sulit, akibat pengaruh politik Perang Dunia II.
Sri Susuhunan Paku Buwono XI mendapat gelar : Sinuwun Kridha Caraka. Artinya raja yang menjadi pelopor tumbuhnya parlemen atau Dewan Perwakilan Rakyat. Sri Susuhunan Paku Buwono XI adalah aktifis pergerakan pendidikan keagamaan dan kebudayaan. Pada tahun 1905 Hangabehi PB XI menjabat sebagai Ketua Dewan Kraton. Tahun 1908 aktif dalam pembentukan Budi Utomo. Tahun 1911 menjadi Ketua Penasihat Sarekat Islam. Tahun 1912-1914 menempuh pendidikan di Universiteit Leiden. Tahun 1915 membantu persarikatan Muhammadiyah. Tahun 1918 turut serta dalam pembentukan Volksraad atau dewan rakyat.
PAKU BUWONO XII
Sri Susuhunan Paku Buwono XII mendapat gelar: Sinuwun Hamardika. Kraton Surakarta Hadiningrat kemudian diperintah oleh Sinuwun Paku Buwono XII. Riwayat Sinuwun Paku Buwono XII dalam bahasa Jawa sebagai berikut : Sinuwun Paku Buwono Senapati Ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah Ingkang Kaping XII Ing Negari Surakarta Hadiningrat putra saking Paku Buwono XI ingkang lahir saking prameswari dalem GKR Sinuwun Paku Buwono, putri KRMT Puspadiningrat.
Asma timur GRM Suryaguritna. Wiyosan dalem ing dinten Selasa Legi, 20 Ramelan 1855 utawi 14 April 1925. Dewasa jumeneng Pangeran KGPH Purbaya. Jumeneng nata ing dinten Jum’at Pahing, 19 Rejeb 1876 utawi 12 Juli 1945. Wondene sesebutan dalem Solo Koo, awit taksih pendudukan Japan.
Kehidupan Sinuwun Paku Buwono XII saat ini banyak diwarnai oleh nilai-nilai kebudayaan dan kesenian Jawa. Beliau termasuk tokoh tradisional yang berpengaruh di Asia Tenggara. Beliau wafat pada tanggal 11 Juni 2004. Sinuwun Paku Buwono XII sangat disegani oleh politikus kaliber internasional. Semuanya selalu mohon doa restu pada Sinuwun Paku Buwono XII di Surakarta.
Sunan Paku Buwono XII memerintah 12 Juli 1945 sampai 11 Juni 2004. Dalam kancah perjuangan Republik Indonesia banyak sekali warisan perjuangan dan jasa-jasanya. Menurut Prof. Dr. Sri Juari Santosa Guru Besar Universitas Gadjah Mada bahwa Kraton Surakarta Hadiningrat telah memberi sumbangan kepada Negara RI. Barang dan jasa yang diberikan Kraton Surakarta kepada pemerintah RI pada masa revolusi kemerdekaan, sesuai dengan catatan kwitansi dan dokumen resmi yang tersimpan dalam berbagai kepustakaan dan musium.
PAKU BUWONO XIII
Masa pemerintahan Paku Buwono XIII terjadi sejak tahun 2024. Pada tanggal 2 Nopember 2025 Sinuwun Paku Buwono XIII wafat. Kemudian dimakamkan di Pajimatan Imogiri pada tanggal 5 Nopember 2025.
Penghormatan pada leluhur di Puroloyo Kotagede dan Pajimatan Imogiri pada tanggal 16 Nopember 2025. Lantas dilanjutkan ke Parangkusumo.
Memuliakan Arwah Leluhur Melalui Upacara Nyadran di Pajimatan Imogiri
Karaton Surakarta Hadiningrat melakukan upacara nyadran di Pajimatan Imogiri. Kegiatan ritual kali ini dipimpin KGPH Hangabehi. Beliau putra sulung Sinuwun Paku Buwono XIII sekaligus putra mahkota.
Kehadiran putra mahkota atau pangeran pati amat penting. Karena sebagai pewaris tahta kerajaan, KGPH Mangkubumi wajib memuliakan arwah leluhur raja Mataram. Para pengageng kraton Surakarta mendukung bersama abdi dalem dan sentana. Pajimatan Imogiri menjadi sarana bertemunya para arwah leluhur. Maka disebut dengan tradisi ruwah. Ritual rutin tahunan ini dinamakan upacara nyadran.
Dalam bahasa Jawa Kawi kata Nyadran berasal dari kata Sarada. Artinya mengagungkan leluhur yang telah wafat. Tradisi sarada dilakukan tiap tahun oleh Prabu Hayamwuruk Raja Majapahit. Upacara nyadran berlangsung terus hingga sekarang. Kraton Surakarta tetap melestarikan adat istiadat nyadran demi keselamatan seluruh negeri.
KGPH Mangkubumi atau KGPH Hangabehi memulai dengan nyekar di makam Sultan Agung. Bau dupa dan bunga semerbak wangi di kompleks Pajimatan Imogiri. Suara tahlil, tahmid, tasbih dan takbir bergema magis. Burung berkicau, angin sumilir dan cahaya matahari menyaksikan doa khusuk. Kesejahteraan lahir batin diharapkan untuk sekalian umat manusia.
Para raja yang dimuliakan berturut-turut. Sunan Amangkurat Amral, Amangkurat Mas, Amangkurat Jawi. Terus Paku Buwono I - Paku Buwono XII. Semua raja itu selalu berpegang teguh pada prinsip ambeg adil paramarta, memayu hayuning bawana.
Pengageng kraton Surakarta Hadiningrat yang aktif hadir penuh dengan kesungguhan. Mereka adalah GKR Wandansari, GKR Galuh Kencono, GKR Retno Dumilah, GKR Koes Indriyah, GKR Timur. Tata cara ini berlangsung sampai pukul 19.00 malam.
Rentang waktu 6 jam lamanya, abdi dalem Kraton Surakarta Hadiningrat setia mengikuti jalannya upacara. Mereka berbusana kejawen jangkep. Beskap, nyamping, sabuk epek, udheng blangkon, samir dan bross radya laksana. Kostum adat diperhatikan betul. Suasana tampak megah dan berwibawa.
Abdi dalem Kraton Surakarta Hadiningrat yang mengikuti upacara nyadran berasal dari Jepara, Banjarnegara, Klaten,Yogyakarta, Tegal, Boyolali, Sukoharjo dan Sragen. Jumlahnya sekitar 500 jiwa. Muka mereka berseri-seri. Tanda kehidupan berlangsung ayem tentrem.
PAKU BUWONO XIV
Kepemimpinan Kraton Surakarta terus berlanjut dengan aman damai. Suksesi Kraton Surakarta terjadi pada hari Kamis Wage, tanggal 14 Nopember 2025. Sejarah baru telah hadir. Masa depan lebih cemerlang.
KGPH Hangabehi dinobatkan sebagai raja Karaton Surakarta Hadiningrat. Bergelar Ssahandhap Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sri Susuhunan Paku Buwono XIV Senapati Ing Ngalaga Abdurrahman Khalifatullah Sayyidin Panatagama.
Jumah Paing, 21 Nopember 2025.

Komentar
Posting Komentar