Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2024

Leluhur Mataram di Wilayah Pati

Gambar
 Leluhur Mataram  di Wilayah Pati Purwadi Ketua LOKANTARA.  Hp 087864404347 .  A. Leluhur Kabupaten Pati Kanjeng Sunan Paku Buwana II menghormati leluhur Mataram di Pati. Tiap tahun urusan Karaton Mataram hadir di Kabupaten Pati. Paku Buwana II sejak dinobatkan sebagai raja Mataram tahun 1726 juga kerap tedhak di wilayah Pati. Leluhur utama Kraton Mataram berasal dari Kabupaten Pati. Termasuk Syekh Jangkung yang menjadi penasihat Mataram. Kebijakan Mataram bersumber dari kejernihan wedharan Bumi Pati.  Kawasan Gunung Kendheng sebagai sarana tolak balak berhubungan dengan kebijakan Mataram. Upacara kenegaraan Mataram atas pamrayoga sesepuh Pati. Berlaku sejak Panembahan Senapati memerintah Kraton Mataram tahun 1582. Pengakuan ini berlangsung turun tumurun. Upacara tolak balak dilakukan oleh Sultan Agung Hanyakra Kusuma. Raja Mataram tahun 1613-1645 ini rutin mengadakan wilujengan. Dengan panitia oleh abdi dalem purwa kinanthi. Hal ini melanjutkan tradisi pendiri Mataram.  Leluhur keraja

Ki Ageng Ngerang Leluhur Mataram

Gambar
   Ki Ageng Ngerang Leluhur Mataram Purwadi  Ketua LOKANTARA.  Hp 087864404347  A. Asal usul Ki Ageng Ngerang Kelahiran Ki Ageng Ngerang tanggal 14 September 1471. Bertempat di Trimulyo Juwana Pati. Nama lain Ki Ageng Ngerang yaitu  Sunan Ngerang, Syekh Ronggojoyo, Syekh Abdullah Juwana, Syekh Muhammad Nurul Yakin. Asma kinarya japa. Bahwasanya nama itu beserta dengan pancaran derajat martabat.  Ayah Ki Ageng Ngerang bernama Sunan Ngadipala. Lebih tersohor dengan peparab Syekh Maulana Magribi. Dalam lintasan historis juga dikenal dengan nama Kanjeng Sunan Gresik Al Akbar. Deretan Wali Songo yang menjadi pelopor berdirinya Kasultanan Demak Bintoro.  Ibu Ki Ageng Ngerang bernama Dewi Retno Maraki. Putri Kanjeng Adipati Aryo Tejo, Bupati Tuban. Pernikahan Dewi Retno Maraki dengan Syekh Maulana Magribi melahirkan Raden Mas Ronggojoyo atau Ki Ageng Ngerang di Trimulyo Juwana Pati.  Sejak kecil Ki Ageng Ngerang diasuh oleh Bupati Juwana. Yakni Pangeran Wujil yang menjadi murid Sunan Bonang a

SEJARAH KRATON SURAKARTA

Gambar
 SEJARAH  KRATON SURAKARTA  Purwadi,  Ketua LOKANTARA, hp. 087864404347 A. Pendiri Kraton Surakarta Kraton Surakarta Hadiningrat sesungguhnya penerus kerajaan Mataram, Pajang, Demak, Majapahit, Daha, Jenggala, Kediri, Medang dan Kahuripan. Kehadiran kraton Jawa menjadi syarat pokok agar tanah Jawa selalu mendapat pengayoman, baik dari dunia lahir maupun dari jagad yang tidak kasat mripat. Dengan harapan masyarakat Jawa bisa hidup ayem tentrem, gemah ripah, loh jinawi, tata tentrem karta raharja.  Pendiri kraton Surakarta adalah Sinuwun Paku Buwono II yaitu tahun 1745. Sejarah Kraton Surakarta menjadi sarana utama bagi orang Jawa untuk membangun peradaban yang kokoh dan produktif. Sejak berdirinya, Kraton Surakarta berusaha melanjutkan warisan luhur kerajaan sebelumnya. Bahkan peninggalan dan warisan itu dibangun dan disempurnakan menjadi lebih elok, indah dan berguna bagi kehidupan. Selama lebih dari 2 abad kraton Surakarta mewariskan keutamaan, keteladanan dan kebesaran yang pantas un

KEHIDUPAN KARANG PADESAN NGANJUK.

Gambar
 KEHIDUPAN KARANG PADESAN NGANJUK.  Oleh Purwadi.  Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara LOKANTARA. Hp. 087864404347 1.  Grogol Mojorembun Rejoso  Karang padesan Nganjuk terhampar sawah yang luas. Terdiri dari empat musim. Yakni ketiga, labuh, rendheng, dan mareng. Pemahaman pranata mangsa itu berhubungan dengan Kegiatan pertanian.  Grogol merupakan pedukuhan  atau dusun bagian desa Mojorembun Rejoso Nganjuk Jawa Timur. Dukuh Grogol ini tempat kelahiran Embok Yatinem.  Pohon bambu mengelilingi kawasan desa. Sawah dan rumah selalu terpisah. Sawah tergantung dari air tadah hujan. Sawah hanya ditanami dua kali setahun. Padi dan kedelai. Sisanya dibiarkan nganggur.  Bisa ditebak kemakmuran dukuh atau dusun Grogol sekitar tahun 1950 agak kurang. Wulu pametu, penghasilan penduduk terbatas sekali. Lapangan kerja belum terbuka luas.  Peralihan dari sistem kerajaan ke sistem Republik memerlukan pengalaman yang memadai. Dari tahun 1945 - 1970 suasana negara memang lesu. Rata rata rakyat hidup penu