Postingan

BUDAYA ARUM KUNCARA

Gambar
 BUDAYA ARUM KUNCARA RITUAL SHALAT JUMAT PAKU BUWANA XIV DI MASJID AGUNG SURAKARTA TINJAUAN FILSAFAT TEOLOGIS Purwadi,  Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Artikel ini menjelaskan tradisi ritual yang terjadi di lingkungan Kraton Surakarta Hadiningrat. Ritual shalat Jumat wajib dilakukan oleh Raja Surakarta. Sri Susuhunan Paku Buwana XIV mengikuti ritual shalat Jumat selama tujuh kali. Bersama dengan abdi  dalem ritual shalat Jumat dilaksanakan di Masjid Agung Kraton Surakarta. Data lapangan ini ditinjau dengan metode kefilsafatan. Pemahaman secara filosofis  atas fenomena budaya dianalisis secara menyeluruh. Teori budaya digunakan untuk memperoleh pengertian mendalam atas ritual shalat Jumat. Hasil yang diharapkan dari pembahasan artikel ini terkait dengan usaha untuk menggali kearifan lokal. Penerapan etika tradisional yang bersumber dari tata cara adat Kraton Surakarta bisa digunakan untuk panduan kepemimpinan era mutakhir. Kesinambungan tradisi lokal nasional da...

PAHEMAN KRATON SURAKARTA

Gambar
 PAHEMAN KRATON SURAKARTA RITUAL SHALAT JUMAT PAKU BUWANA XIV DI MASJID AGUNG SURAKARTA TINJAUAN FILSAFAT TEOLOGIS Purwadi,  Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Penelitian ini hendak menjelaskan ritual shalat Jumat Paku Buwana XIV di Masjid Agung Surakarta. Filsafat teologis digunakan sebagai metode untuk pembahasan. Teori budaya digunakan untuk menganalisis data lapangan. Raja Surakarta setelah dinobatkan wajib melakukan shalat Jumat selama tujuh kali berturut turut. Tempatnya di Masjid Agung  Karaton Surakarta Hadiningrat. Dari perspektif Ketuhanan merupakan bentuk kesadaran transendental. Pemimpin memberi suri teladan tentang aspek ketakwaan. Bersama dengan para abdi pimpinan Kraton Surakarta mewujudkan praktek  religius. Teologi kejawen beriringan dengan paham keagamaan. Dengan  metode kefilsafatan teologis dan analisis teoritis budaya penerapan keyakinan dilandasi pemikiran plural. Paham keagamaan  berjalan beriringan dengan unsur kebudayaan. Hasil a...

BABAD PAMBIWARA KRATON SURAKARTA

Gambar
 BABAD PAMBIWARA KRATON SURAKARTA 1. Dhandhanggula Paguyuban Pasinaon ngudi,  Pambiwara Marcukundha samya,  Sigra sigrak gya suwiteng,  Surakarta Kedhatun,  Nguri uri budaya adi,  Luhung ing kesenian,  Mrih kuncara arum,  Saindhenging jagad raya,  Pinersudi angrembaka edi peni,  Angrengga nuswantara.  2. Pangkur Mekar Sanggar Pawiyatan,  Siyang ratri siswa siswi memetri,  Gumregah greget gumregut,  Sinau paripurna,  Tekan tekun trus kayungyun barang kayun, Pepoyaning kautaman,  Pinter bener wignya wasis.  3. Pucung Wus ginayuh ngelmu Jawi barang kawruh,  Ing Pasipamarta, Mbudidaya gelis wasis,  Mbabar blajar nuli piguna kawentar.  4. Gambuh Bahu suku panemu,  Kang lumaku dwija ngarah maju,  Basa sastra adi luhung edi peni,  Tata busana binesus,  Anut paugeran Kraton.  5. Kinanthi Ketrampilan kagem sangu,  Leladi dhateng sesami,  Minangka pranatacara,...

BABAD PASIPAMARTA

Gambar
 BABAD PASIPAMARTA 1. Dhandhanggula Paguyuban Pasinaon ngudi,  Pambiwara Marcukundha samya,  Sigra sigrak gya suwiteng,  Surakarta Kedhatun,  Nguri uri budaya adi,  Luhung ing kesenian,  Mrih kuncara arum,  Saindhenging jagad raya,  Pinersudi angrembaka edi peni,  Angrengga nuswantara.  2. Pangkur Mekar Sanggar Pawiyatan,  Siyang ratri siswa siswi memetri,  Gumregah greget gumregut,  Sinau paripurna,  Tekan tekun trus kayungyun barang kayun, Pepoyaning kautaman,  Pinter bener wignya wasis.  3. Pucung Wus ginayuh ngelmu Jawi barang kawruh,  Ing Pasipamarta, Mbudidaya gelis wasis,  Mbabar blajar nuli piguna kawentar.  4. Gambuh Bahu suku panemu,  Kang lumaku dwija ngarah maju,  Basa sastra adi luhung edi peni,  Tata busana binesus,  Anut paugeran Kraton.  5. Kinanthi Ketrampilan kagem sangu,  Leladi dhateng sesami,  Minangka pranatacara,  Juru paes mi...

PAKU BUWANA XIV TEDHAK MASJID

Gambar
 PAKU BUWANA XIV TEDHAK MASJID  Tanggal 12 Desember 2025 Sunan Paku Buwana XIV tedhak ing Masjid Agung Kraton Surakarta. Dzikir dan Yasinan mapan ing Kraton Surakarta.  Pengageng Sasana Wilapa punya tradisi yang wajib dilakukan. Lembaga Dewan Adat ini dipimpin GKR Wandannsari atau Gusti Mung. Berlangsung terus menerus.  Pengageng Kraton Surakarta lan abdi dalem sami ngrampungi wajib. Gusti Mung ngadani dzikir lan Yasinan rutin tiap malem Jumat di Kraton Surakarta.  Bertempat di Bangsal Smarakata, kegiatan religius  dilakukan pada tanggal 11 Desember 2025. Pengageng sentana dan abdi dalem lenggah saluku tunggal. Kegiatan dzikir tahlil di Kraton Surakarta bini merupakan bentuk konvergensi antara kelompok dan aliran.  1. Priyayi dan santri.  Kalangan istana Jawa berusaha untuk melakukan aktivitas syariat. Kraton Surakarta tidak mengenal paham sekuler. Arab digarap, Jawa digawa. Syariat yang dekat dengan santri tumbuh subur bagi ritual para bangsawan....

Dzikir dan Yasinan Kraton Surakarta

Gambar
 Dzikir dan Yasinan Kraton Surakarta Pengageng Sasana Wilapa punya tradisi yang wajib dilakukan. Lembaga Dewan Adat ini dipimpin GKR Wandannsari atau Gusti Mung. Berlangsung terus menerus. Gusti Mung ngadani dzikir lan Yasinan rutin tiap malem Jumat di Kraton Surakarta.  Bertempat di Bangsal Smarakata, kegiatan religius  dilakukan pada tanggal 11 Desember 2025. Pengageng sentana dan abdi dalem lenggah saluku tunggal. Kegiatan dzikir tahlil di Kraton Surakarta bini merupakan bentuk konvergensi antara kelompok dan aliran.  1. Priyayi dan santri.  Kalangan istana Jawa berusaha untuk melakukan aktivitas syariat. Kraton Surakarta tidak mengenal paham sekuler. Arab digarap, Jawa digawa. Syariat yang dekat dengan santri tumbuh subur bagi ritual para bangsawan. Dikotomi priyayi dan santri lantas menjadi harmonis. Kraton Surakarta mendukung proses sambang sambung sawang srawung.  2. Abangan dan religi.  Para pengikut kejawen kerap kali dikatakan kurang peduli d...

Cerpen: Desember Ceria di Susukan*

Gambar
*Cerpen: Desember Ceria di Susukan*  Angin Desember menyapa lembut Desa Susukan. Burung-burung gereja menari di antara ranting rambutan yang sedang berbuah, sementara semburat jingga pagi memantulkan cahaya di permukaan sawah yang mulai menguning. Bulan itu selalu membawa rasa rindu, harapan, dan doa—terutama bagi empat perempuan tangguh yang sudah lama menjalani hidup masing-masing di kota berbeda, namun hatinya tetap berlabuh di tempat yang sama: rumah masa kecil mereka di Susukan. Mereka adalah empat bersaudara yang berbeda usia, berbeda kisah, namun disatukan oleh kasih sayang seorang ibu sepuh yang tinggal sendiri di rumah tua peninggalan ayah mereka. 1. Ragil – Sang Bungsu dari Yogyakarta Ragil adalah yang paling ceria. Hidupnya di Yogyakarta penuh warna, tetap dekat dengan dunia kampus, komunitas seni, dan dunia literasi. Di antara kesibukan menulis dan mengajar, ia selalu memendam rindu pulang. Setiap Desember, ia menyiapkan mobil putih kijang—mobil yang selalu dipanggilnya...