Postingan

DARI BATAK UNTUK REFORMASI POLRI

Gambar
 DARI BATAK UNTUK REFORMASI POLRI oleh Sabar Sitanggang Angin segar mulai bertiup sepoi-sepoi. Pemerintah telah membentuk satu tim yang diberi tugas untuk mereformasi Kepolisian Republik Indonesia. Reformasi yang dimaknai untuk terus meningkatakan dan membuat lebih baik kinerja korps kepolisian Republik Indonesia. Banyak sisi yang bisa digunakan untuk menelaah reformasi terhadap lembaga yang dekat dengan masyarakat ini. Tulisan ini akan menilisik dari sisi budaya, budaya Batak khususnya. Suku Batak merupakan suku terbanyak ketiga dari ribuan suku yang ada di Indonesia. Suku Batak memiliki suatu pegangan hidup yang selalu dibawa kemanapun kaki melangkah yang disebut dengan 5M: Mardebata (Berketuhanan), Maradat (Memiliki Adat), Marpanghirimon (Berpenghatapan), Marpatik (Beraturan), dan Marpinompar (Berketurunan). [Naibaho: 2023]. Secara umum pegangan hidup suku Batak itu bila ditelaah satu per , satu, terhadap norma-norm yang diyakini oleh Suku Batak ituakan diperoleh hal-hal sevagai...

Komunitas Betawi dan Stabilitas Ibukota Jakarta.

Gambar
 Komunitas Betawi dan Stabilitas Ibukota Jakarta. Oleh: Maryanto.  Pengamat budaya betawi.  Keberadaan komunitas Betawi telah berkontribusi aktif dalam mewarnai dinamika kota Jakarta. Mulai dari kesenian kuliner dan dialek kebahasaan.  Budaya Betawi merupakan sebuah identitas yang perlu untuk diletarikan. Dengan tujuan untuk mneggali kearifan lokal demi memperkokoh kepribadian bangsa. Nilai tradisi betawi ini mampu memberi suasana aman damai. Khususnya dalam bidang keamanan ketertiban dan ketentraman masyarakat.  Pengaruh budaya betawi ternyata melampaui batas geografis. Terbukti banyak daerah mengikuti dialek betawi sebagai kebanggan kominikasi anak muda. Terkait dengan komite percepatan reformasi polisi, warisan kebudayaan betawi dapat digali kembali. Refitalisasi budaya Betawi memang memerlukan uluran pemerintah dan elemen sosial lainnya. Inilah wujud praktek Binneka Tunggal Ika.

Komunitas Betawi dan Stabilitas Ibukota Jakarta.

Gambar
 Komunitas Betawi dan Stabilitas Ibukota Jakarta. Oleh: Maryanto.  Pengamat budaya betawi.  Keberadaan komunitas Betawi telah berkontribusi aktif dalam mewarnai dinamika kota Jakarta. Mulai dari kesenian kuliner dan dialek kebahasaan.  Budaya Betawi merupakan sebuah identitas yang perlu untuk diletarikan. Dengan tujuan untuk mneggali kearifan lokal demi memperkokoh kepribadian bangsa. Nilai tradisi betawi ini mampu memberi suasana aman damai. Khususnya dalam bidang keamanan ketertiban dan ketentraman masyarakat.  Pengaruh budaya betawi ternyata melampaui batas geografis. Terbukti banyak daerah mengikuti dialek betawi sebagai kebanggan kominikasi anak muda. Terkait dengan komite percepatan reformasi polisi, warisan kebudayaan betawi dapat digali kembali. Refitalisasi budaya Betawi memang memerlukan uluran pemerintah dan elemen sosial lainnya. Inilah wujud praktek Binneka Tunggal Ika.

*Integrasi Nilai Budaya Profesionalisme dalam Sinergi Lembaga Pembiayaan, Debt Collector, dan Peran Netralitas Kepolisian*

Gambar
 *Integrasi Nilai Budaya Profesionalisme dalam Sinergi Lembaga Pembiayaan, Debt Collector, dan Peran Netralitas Kepolisian* Seminggu terakhir ini, Kita dihebohkan tentang pemberitaan 2 Orang debt collector yang tewas di Wilayah Kalibata Jakarta Selatan oleh 6 Oknum Anggota Kepolisian. Hal tersebut sempat memicu beberapa gejolak di lapangan, terlihat dengan tindakan sekelompok orang yang mengaku rekan rekan satu daerah dengan para korban yang berasal dari wilayah Indonesia Timur, melakukan pembakaran beberapa kios di sekitar Tempat Kejadian Peristiwa. Hal ini mengakibatkan kerugian bagi para pemilik kios yang nota bene nya tidak terlibat terhadap kejadian tewasnya 2 orang debt collector tersebut. Penanganan cepat dari Kepolisian dengan menangkap 6 orang pelaku tewasnya 2 debt collector tersebut, sedikit bisa meredam gejolak yang ada, terlebih pada hari kejadian tewasnya 2 orang debt collector tersebut, terdapat keramaian di media online, tentang adanya orasi yang jika didengarkan de...

WBhayangkara Indonesia Meneladani Yudhistira

Gambar
 WBhayangkara Indonesia Meneladani Yudhistira Esai Kebudayaan Thowaf Zuharon Di antara gegap-gempita Mahabharata—dentang senjata, raungan ambisi, dan kilau kekuasaan—ada satu sosok yang justru berjalan pelan. Tidak menghardik, tidak memekikkan kemenangan, dan tidak mabuk oleh kuasa. Dialah Yudhistira, raja sekaligus penjaga hukum. Dalam dunia wayang, Yudhistira bukan pahlawan yang memikat mata, melainkan penjaga keseimbangan yang menenangkan jiwa. Yudhistira disebut Ajathasatru—ia yang tak punya musuh. Bukan karena dunia tak pernah mengusiknya, melainkan karena ia memilih tidak memusuhi manusia, bahkan ketika ia harus menegakkan hukum. Di situlah letak keagungan yang sering luput dari dunia penegakan hukum modern: kekuasaan tanpa dendam, hukum tanpa kebencian. Hari ini, ketika Bhayangkara Indonesia berdiri di persimpangan sejarah—antara kekuasaan dan kepercayaan publik—Yudhistira seakan mengulurkan cermin kebudayaan: apakah hukum ditegakkan untuk menang, atau untuk memulihkan? --- ...

Lokantars

Gambar
Lembaga Olah Kajian Nusantara (LOKANTARA), Jl Kakap Raya 36 Yogyakarta --------------------------------- No :  11/12/LK/25 Hal:  Dialog budaya Lamp:  Kepada Yth  Prof Dr Jimly Asshiddiqie SH,  Ketua Komite Percepatan Reformasi POLRI Dengan hormat,  Bersama ini kami dari Lembaga Olahraga Kajian Nusantara atau Lokantara hendak melakukan melakukan dialog budaya dengan Komite Percepatan Reformasi POLRI. Adapun kegiatan itu akan dilaksanakan pada: Hari/Tanggal: Rabu, 17 Desember 2025 Waktu: pukul 13.30 Tempat: Kantor KPRP Setnek RI Keperluan: Dialog dengan tema peran POLRI dalam bidang seni budaya dan pariwisata.  Jumlah peserta: 8 orang yakni: Purwadi,  Muhammad Yusuf,  Rio Rama Baskara,  Maryanto,  Hari Besari,  Thowaf Zuharon,  Wulan prasetyoningsih, Tuslihah Demikian surat ini kami ajukan untuk menjadikan perhatian seperlunya. Atas segala perhatian, kami mengucapkan terima kasih.  Yogyakarta, 12 Desember 2025. Ketua,...

BUDAYA ARUM KUNCARA

Gambar
 BUDAYA ARUM KUNCARA RITUAL SHALAT JUMAT PAKU BUWANA XIV DI MASJID AGUNG SURAKARTA TINJAUAN FILSAFAT TEOLOGIS Purwadi,  Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Artikel ini menjelaskan tradisi ritual yang terjadi di lingkungan Kraton Surakarta Hadiningrat. Ritual shalat Jumat wajib dilakukan oleh Raja Surakarta. Sri Susuhunan Paku Buwana XIV mengikuti ritual shalat Jumat selama tujuh kali. Bersama dengan abdi  dalem ritual shalat Jumat dilaksanakan di Masjid Agung Kraton Surakarta. Data lapangan ini ditinjau dengan metode kefilsafatan. Pemahaman secara filosofis  atas fenomena budaya dianalisis secara menyeluruh. Teori budaya digunakan untuk memperoleh pengertian mendalam atas ritual shalat Jumat. Hasil yang diharapkan dari pembahasan artikel ini terkait dengan usaha untuk menggali kearifan lokal. Penerapan etika tradisional yang bersumber dari tata cara adat Kraton Surakarta bisa digunakan untuk panduan kepemimpinan era mutakhir. Kesinambungan tradisi lokal nasional da...