PAKU BUWONO XIV SHOLAT JUMAT

 PAKU BUWONO XIV SHOLAT JUMAT



Purwadi, 

Ketua Lokantara


Hari Jum'at Kliwon 14 Nopember 2025 Sinuwun Paku Buwono XIV nindakaken shalat Jumat. Para pengageng sentana abdi dalem sami ndherek. Menuju Masjid Agung Karaton Surakarta Hadiningrat. 


Setelah penobatan menurut tradisi raja Surakarta wajib shalat jumat. Bertempat di Masjid Agung sebanyak 7 kali berturut-turut. Adat istiadat ini berlaku turun tumurun di Kerajaan Mataram Islam. Ungkapan agama ageming aji. 


Rute yang dilalui yakni bangsal smarakata, bangsal marcukundha, sri Manganti, kori kamandungan, balerata, lawang gapit, kori mangu, sitihinggil, sasana sumewa, pagelaran, alun alun lor. Lantas menuju Masjid Agung Karaton Surakarta Hadiningrat. Perjalanan dengan ditempuh jalan kaki. 


Kanjeng Sinuwun Paku Buwono III membangun Masjid Agung tahun 1750. Raja Surakarta yang memerintah tahun 1749 - 1788 ini mendapat julukan Sinuwun Suwarga. Menyusun serat Wiwaha Jarwa yang bersumber dari teks Kakawin Arjuna Wiwaha karya Empu Kanwa. Kitab ini dibuat jaman raja Airlangga di Kerajaan Kahuripan. Sukses gemilang Paku Buwono III atas dukungan Kanjeng Ratu Beruk. Garwa prameswari yang ahli bidang pertanian perkebunan peternakan. 


Hujan gerimis membasahi lingkungan  Karaton Surakarta. Seolah olah mangayu bagya jumenengan raja terlantik pada hari Kamis Wage, 13 Nopember 2025. Hawa sejuk seperti Kanjeng Sinuwun Paku Buwono XIV yang berpenampilan sejuk adhem ayem. Dengan harapan suasana negeri yang panjang punjung pasir wukir, gemah ripah loh jinawi, tata tentrem karta raharja. 


Khutbah Jumat berdasarkan ajaran Kitab Suci Alquran dan Hadist Nabi. Wejangan ini jumbuh dengan wedharan Serat Wulangreh. Jroning Quran nggone rasa jati. Begitulah wejangan Sinuwun Paku Buwono IV, raja Surakarta Hadiningrat tahun 1788 - 1820. Akulturasi agama dan budaya berjalan selaras serasi seimbang. Arab digarap Jawa digawa. Islam kejawen yang penuh dengan nilai kebijaksanaan. 


Paku Buwono XIV meneruskan tradisi leluhur. Karaton Surakarta Hadiningrat mewwarisi aspek keagamaan dan kebudayaan. Kearifan lokal yang memberi sumbang sih pada jatidiri nasional dan kedamaian global. Makna memayu hayuning bawana.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Babad GKR WANDANSARI

Adipati Dayaningrat Pengging Sepuh

Kidung Idul Fitri